Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat, penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih di bawah harapan. Per November 2012, perbankan baru menyalurkan kredit UMKM mencapai Rp 550 triliun. Padahal, BI menargetkan kredit UMKM tahun ini sebesar Rp 630 triliun.

"Itu UMKM yang produktif. Target belum terpenuhi, ini perlu kerja keras lagi," ucap Direktur Eksekutif Kredit, BPR dan UMKM Bank Indonesia Zainal Abidin di Gedung Bank Indonesia, Jumat (14/12).

Zainal mengakui, realisasi penyaluran kredit UMKM dari masing-masing bank masih belum maksimal. Saat ini, bank masih memisahkan antara kredit UMKM yang produktif dan kredit UMKM yang sifatnya konsumtif sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Tahun ini banyak yang tidak penuhi target, alasannya mereka masih memisah-misahkan mana yang UMKM beneran (sesuai UU) mana yang konsumtif. Betul-betul mereka pilah-pilah lagi," tuturnya.

Untuk wilayah penyaluran kredit UMKM, sebagian besar masih terfokus di wilayah Jawa. Sesuai dengan persebaran penduduk yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Untuk meningkatkan kucuran kredit UMKM, bank sentral telah mengeluarkan aturan minimal porsi kredit UMKM sebesar 20 persen. Besaran ini harus dipenuhi pada masa transisi sampai 2018. Langkah ini sebagai apresiasi terhadap UMKM yang selama ini harus diakui menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.