Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penurunan harga minyak dunia diprediksi hingga 2 tahun ke depan

Penurunan harga minyak dunia diprediksi hingga 2 tahun ke depan Index Minyak. AFP, merdeka.com/Djoko

Merdeka.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto (SBS) memperkirakan turunnya harga minyak dunia bakal terus terjadi dalam dua tahun ke depan. Pasalnya, penurunan harga yang kini terjadi lantaran kelebihan pasokan minyak di pasar.

Hal itu diungkapkan SBS dalam sambutannya pada Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional) di Pullman Hotel, Jakarta Barat.

"Penyebab penurunan harga adalah karena terjadinya oversupply minyak di pasar, karena negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC tidak bersedia mengurangi produksi maka diramalkan penurunan harga masih akan berlangsung sampai dua tahun ke depan," ujar SBS, Senin (8/12).

Selain itu, lanjut SBS, pihaknya mendukung kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan mengalihkan anggaran ke sektor yang lebih produktif. Pasalnya, pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif akan memberikan sedikit keleluasaan bagi pemerintah untuk membiayai sektor-sektor sosial ekonomi yang dibutuhkan oleh masyarakat .

"Pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif akan memberikan sedikit keleluasaan bagi pemerintah untuk membiayai sektor-sektor sosio ekonomi yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama para petani, nelayan serta rakyat miskin di pedesaan," katanya.

Di samping itu, tambah SBS, pihaknya juga mendukung target peningkatan rasio pajak dari 12 persen menjadi 16 persen yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Semoga peningkatan pajak lebih ditujukkan pada upaya ekstensifikasi wajib pajak dari pada kenaikan tarif pajak dan penambahan jenis pajak baru terhadap dunia usaha," tandasnya.

Sebelumnya, pasar minyak telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi pasar minyak tertekan oleh banyaknya persediaan, Dolar yang lebih kuat dan ketakutan penurunan permintaan akibat ekonomi global melemah.

"Keputusan OPEC untuk mempertahankan produksi adalah alasan utama untuk harga turun cukup cepat," kata Daniel Ang, seorang analis investasi Phillip Futures di Singapura.

"Harga cenderung turun untuk sisa tahun ini," katanya kepada AFP.

Ang, yang erat melacak pasar minyak, mengatakan dia memperkirakan WTI akan mengakhiri 2014 di 'terendah USD 60-an' dan Brent di 'pertengahan USD 60-an'.

Aksi jual terjadi setelah 12 negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Kamis (27/11) memilih untuk mempertahankan pagu produksi kolektifnya sebesar 30 juta barel per hari, di mana telah bertahan selama tiga tahun, mengakibatkan harga minyak mentah terjun bebas.

OPEC menolak untuk memotong produksinya meskipun kelebihan pasokan telah mengirimkan harga jatuh lebih dari sepertiga sejak Juni, dengan para analis memperingatkan penurunan lebih lanjut lanjut akan datang.

"OPEC menegaskan apa yang banyak pelaku pasar telah perkirakan mempertahankan kuota produksi resmi mereka tidak berubah," kata analis Sucden, Kash Kamal.

"Banyak investor telah berharap untuk beberapa langkah maju yang positif karena membanjirnya pasokan global terus memberikan tekanan turun cukup besar pada harga mendatang," tambahnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Minyak Diprediksi Melonjak Akibat Serangan Houthi di Laut Merah
Harga Minyak Diprediksi Melonjak Akibat Serangan Houthi di Laut Merah

Tujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.

Baca Selengkapnya
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?

Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Pertamina Tahan Harga BBM di Tengah Mahalnya Harga Minyak Dunia
Ternyata, Ini Alasan Pertamina Tahan Harga BBM di Tengah Mahalnya Harga Minyak Dunia

Harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Catat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024
Catat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024

Hal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.

Baca Selengkapnya
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia

PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga
Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga

Menurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya