Peningkatan BI rate bawa IHSG ke zona hijau
Merdeka.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan hari ini, Kamis (11/7), ditutup menguat 2,80 persen atau 125 poin ke level 4.604. Sementara Indeks LQ45 ditutup juga menguat 3,55 persen atau 26,4 poin ke level 771,449.
Frekuensi transaksi perdagangan efek hari ini sebesar 188,701 kali dengan volume 4,65 miliar lembar saham dan nilai Rp 6,83 triliun.
Perdagangan di lantai bursa membuat saham-saham unggulan menghijau. Terlihat saham manufaktur naik 3,05 persen, saham infrastruktur naik 2,35 persen, saham konsumer naik 4,24 persen, saham properti naik 1,83 persen, saham pertanian naik 2,69 persen dan saham finance naik 4,40 persen.
Sedangkan saham-saham Asia juga ditutup menghijau terlihat indeks Straits Times naik 1,91 persen atau 61,10 poin ke level 3.249, indeks Hang Seng naik 1,07 persen atau 221 poin ke level 20.904 dan indeks Nikkei naik 0,39 persen atau 55,98 poin ke level 14.472.
Penutupan IHSG hari ini tidak menempatkan gerak negatif lantaran hari ini Bank Indonesia (BI) secara resmi sepakat menaikkan BI Rate 50 bps menjadi 6,5 persen. BI juga menaikkan bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga Lending Facility tetap pada level 6,75 persen.
"BI mengatakan kebijakan tersebut ditempuh untuk memastikan inflasi yang meningkat pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dapat segera kembali ke dalam lintasan sasarannya," ujar Analis Trust Securities, Reza Priyambada kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (11/7).
Selain itu, BI juga memperkuat bauran kebijakan. Pertama, melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai kondisi fundamentalnya dan menjaga kecukupan likuiditas di pasar valas. Kedua, menyempurnakan ketentuan loan to value ratio sektor properti terkait KPR/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) untuk tipe-tipe tertentu. Dan ketiga yakni memperkuat langkah koordinasi dengan pemerintah dengan fokus meminimalkan tekanan inflasi serta memelihara stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
"Kenaikan ini di atas ekspektasi kami yang BI kemungkinan hanya menaikkan BI rate 25 bpd mjd 6,25 persen. Bahkan sebelumnya berasumsi bahwa BI akan tetap mempertahankan level BI rate sambil mengeluarkan kebijakan untuk stabilisasi Rupiah," jelas dia.
Reza menilai inflasi yang terjadi saat ini lebih dikarenakan adanya dampak dari ekspektasi kenaikan harga BBM yang mempengaruhi harga transportasi dan akhirnya turut mempengaruhi harga bahan pangan.
Selain itu, kenaikan harga juga terjadi karena kurangnya suplai yang ada dibandingkan dengan demand yang seperti saat puasa ini ketika konsumsi masyarakat melonjak hampir dua kali lipat. Jika memang kenaikan yang terjadi karena kurangnya pasokan.
Dari sisi nilai tukar, meski BI rate dinaikkan maka efeknya dinilai hanya sementara. Pasalnya, apresiasi rupiah karena sentimen yang ada saat ini lebih menguatkan nilai USD. "Selama sentimen tappering monetary stimulus The Fed masih berhembus maka USD akan dalam laju penguatan," ujar dia.
Jika memang, Rupiah ingin lebih kuat, seharusnya BI dan pemerintah bisa menjaga kondisi fundamental dalam negeri atau bisa juga dengan menambah suplai USD agar Rupiah lebih stabil.
IHSG, lanjutnya, masih menghijau lantaran imbas laju pasar saham Asia yang positif. Namun, bisa saja IHSG akan kembali melemah karena memfaktorkan kenaikan BI rate tersebut.
"Semoga perbankan tidak gegabah dalam merubah suku bunganya yang akhirnya dapat menambah sentimen negatif akan terjadinya penurunan laju kredit nasional," tutup dia.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Harga Beras Melonjak Tajam di Desember 2023
Harga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebanyal 1,7 persen mtm dan naik sebesar 29,37 persen secara yoy.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaGibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya
Rasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) nominal suatu negara.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaH-7 Lebaran, Volume Lalu Lintas Meningkat di Tol Jabotabek dan Jawa Barat
Volume lalu lintas transaksi di GT Cileunyi pun meningkat 15,59 persen.
Baca Selengkapnya