Pengusaha tuduh Kementan bohong soal pasokan daging nasional
Merdeka.com - Komite Daging Sapi Jakarta Raya menuding Kementerian Pertanian berkali-kali melanggar janji untuk memasok sapi ke pasaran. Akibatnya, harga jual daging terus naik, sampai lebih dari Rp 100.000.
Ketua Umum KDS Sarman Simanjorang menagih janji Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Irwantoro yang November tahun lalu menyatakan akan memasok 5.000 ekor dari sentra daging Nusa Tenggara Timur.
"Saat jagal dan pedagang daging mogok tahun lalu, Direktur Jenderal Peternakan Kementan bilang siap mengirim sapi 5.000 ekor, kita cek, ternyata sapi-sapi itu milik 2.500 keluarga di NTT, bukan punya pemerintah. Siapa yang mau ngumpulin, siapa yang beli," ujarnya di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/2).
Sarman heran mengapa Kementan berkali-kali mengklaim yakin bahwa produksi sapi nasional cukup untuk memenuhi konsumsi daging sapi se-Indonesia. Pengusaha daging telah memeriksa data Sensus Sapi 2011, dan hasilnya daging yang laik potong cuma 1,4 juta ekor.
"Setelah kita cek data sensus itu, ternyata cuma 31,8 persen sapi jantan dari 14,8 juta ekor sapi yang diklaim pemerintah, itupun sapi remaja masuk. Jadi bagi kami angka sensus sapi cuma cadangan bukan stok, karena bagi pengusaha stok ya berarti sapi itu ada di pasaran dan siap potong," ungkapnya.
KDS yang membawahi sembilan asosiasi rumah potong sampai pengolahan daging mendesak Kementan tidak lagi mengurusi tata niaga sapi impor. Setiap kali pengusaha mempertanyakan solusi supply-demand pada pejabat kementan, tidak pernah ada jawaban memuaskan.
Pemerintah malah mengusulkan swasembada sapi yang tidak konkret. Peternak sapi di Indonesia saat ini masih tradisional. Sapi yang dimiliki petani bukan untuk industri tapi sebagai tabungan selain hasil tani.
"Sekarang ini Kementan itu perlu dievaluasi baik untuk program swasembada dan soal pasokan daging, benar enggak sih sapi kita itu ada, kalau ada ya keluarkan (pasokan), jangan ada dusta di antara kita," tudingnya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaPunya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan
Sektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Baca SelengkapnyaMentan Pastikan Tambah Pupuk Subsidi Untuk Jagung dan Padi
Tambahan ini bahkan mencapai 7,2 juta dan akan digelontorkan bersamaan dengan benih gratis sebanyak 2 juta hektare.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaDitegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaBantuan Pangan untuk 3.583.000 Keluarga di Jateng Mulai Disalurkan Secara Bertahap
Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSatgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaKasus Penggelapan Ratusan Kendaraan hingga Sewa Gudang TNI Sidoarjo, Tersangka Tentara Dibayar Rp2 Juta
Kasus sindikat penggelapan ratusan unit sepeda motor yang dilakukan tersangka MY dan EI, berhasil terkuak.
Baca Selengkapnya