Pengusaha: Sejak 1997 sudah gunakan plastik ramah lingkungan
Merdeka.com - Corporate communication General Manager PT. Trans Retail Indonesia, Satria Hamid mengatakan pihaknya telah lama menjadi pionir penggunaan kantong plastik yang ramah lingkungan. Alasannya, potensi dari plastik yang tidak ramah lingkungan akan sangat berbahaya untuk masyarakat.
"Saya sudah sejak tahun 1997 menggunakan plastik belanja yang ramah lingkungan. Sudah mengandung degradable dan oksium, artinya ini bisa terurai secara lebih cepat di tanah, 2 tahun sudah bisa terurai. Kita juga menyediakan greenbag, kita juga selalu menghimbau untuk bawa tas sendiri," ujar dia saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (13/1)..
Bahkan, lanjut Satria, Trans Retail pernah mencoba melakukan pengenaan biaya tambahan untuk 1 kantong plastik. Kampanye tersebut dilakukan guna menstimulus masyarakat agar mandiri membawa tas belanjaan dari rumah.
"Kalau saya pelaku usaha yang mempelopori itu bayar, kita coba bayar untuk pakai plastik sama tapi kita mengedukasi konsumen untuk membeli kantong plastik. Dari situ konsumen kita lakukan kampanye membawa tas sendiri. Kalau tidak bawa kita sediakan greenbag. Ternyata konsumen belum siap menerima berbayar. Kita lakukan ini di Jakarta, Bali, Surabaya, Medan dan Jogja," jelas dia.
Sayangnya, program tersebut tidak dilanjutkan. Lantaran, program tersebut tidak dilakukan bersamaan dengan perusahaan retail lainnya. Selain itu, dia berharap pemerintah bisa memberikan insentif kepada retailer yang bisa menerapkan kantong plastik ramah lingkungan.
"Gerakan ini harus bersama, tapi kalau toko ritel lain ada yang belum melakukan itu tidak bisa sepihak. Yang sudah melakukan harusnya diberikan insentif, misalnya keringan pajak," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan
Dengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaSempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal
Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaPedagang di Jakbar Temukan Sekantong Plastik Berisi Peluru dan Granat
Seorang pedagang dikagetkan dengan temuan sekantong plastik. Plastik tersebut berisi peluru dan granat di pinggir kali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bagaimana Prinsip-prinsip Lingkungan Bermain dan Belajar Anak? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaKisah Buruh Plastik yang Kini Sukses jadi Konglomerat di Hongkong
Bekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.
Baca SelengkapnyaMulai Banyak Peminatnya, Ternyata Ini Manfaat Beras Porang Buat Tubuh yang Jarang Diketahui
Beragam manfaat beras porang buat kesehatan tubuh yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaSampah Plastik Asal China hingga Vietnam Terdampar di Pantai Kawasan Natuna Kepulauan Riau
Jumlah sampah akan bertambah banyak jika memasuki awal tahun seperti Januari dan Februari.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnya