Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengusaha Harap Tak Ada Lagi Kampanye Negatif Kelapa Sawit

Pengusaha Harap Tak Ada Lagi Kampanye Negatif Kelapa Sawit Kelapa Sawit. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia merevisi imbauan terkait sawit yang tertuang dalam infografis yang berjudul Nutrition Advice for Adults During Covid-19 yang diterbitkan oleh Kantor Regional WHO Mediterania Timur edisi 7 Mei 2020.

Dalam infografis itu, WHO menganjurkan kepada masyarakat khususnya orang dewasa untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung saturated fats (lemak jenuh) seperti minyak sawit dan minyak kelapa.

Namun kini, WHO regional Mediterania Timur telah menghapuskan informasi yang mencantumkan do not eat saturated fats atau tidak mengonsumsi makanan dari minyak sawit dengan kata eat less saturated fats.

Perbaikan himbauan itu dilakukan setelah Pemerintah Indonesia dan Malaysia bersama para pemangku kepentingan industri sawit melakukan protes keras terhadap WHO.

Ketua Umum DMSI (Dewan Minyak Sawit Indonesia), Derom Bangun menyambut baik langkah WHO yang telah merevisi imbauan negatif dalam infografis tersebut.

"Saat ini palm oil atau minyak sawit tidak ada tertulis lagi. Kalau minyak kelapa yang semula tertulis sekarang masih tertulis," kata Derom di Jakarta.

Derom mengharapkan, ke depan organisasi dunia tidak lagi mengulang pernyataan negatif yang berpotensi merusak industri sawit sebagai industri strategis Indonesia terutama di tengah pandemi saat ini. "Minyak sawit sehat karena punya kandungan berimbang antara saturated dan monounsaturated," kata dia.

Sementara itu, Pengamat Pertanian Sri Raharjo mengatakan minyak sawit merah alami atau Virgin Red Palm Oil (VRPO) punya kandungan asam palmitat yang merupakan lemak jenuh dan salah satu komponen dominan di dalam minyak sawit.

"Asam palmitat berperan penting dalam memberikan perlindungan terhadap paru-paru yang sehat dan merupakan komponen utama dari senyawa fosfolipida yang melapisi dinding bagian dalam rongga alveoli paru-paru," kata dia.

Ekspor Kelapa Sawit Anjlok

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut wabah virus corona sebabkan ekspor kelapa sawit ke China turun hingga 77 persen.

"Hingga Februari ini, ekspor kelapa sawit dan produk turunannya hanya 84 ribu ton. Padahal, pada periode yang sama di 2019 dapat mencapai 371 ribu ton," jelas Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI pada Senin (17/02/2020).

Syahrul juga menyatakan pihaknya telah melakukan antisipasi terkait penurunan ekspor ke China.

"Antisipasi melalui koordinasi dengan eksportir untuk memanfaatkan pasar ekspor alternatif, seperti India, Timur Tengah, dan Rusia," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan, ekspor kelapa sawit dan turunannya ke negara lain tetap mengalami peningkatan.

"Seperti ke India misalnya, itu kita positif. Jadi ini cuma ke Cihna saja yang negatif," kata Kasdi di lokasi yang sama." jelasnya.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare

Pemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya