Pengembangan Energi Terbarukan Mampu Perbaiki Defisit Neraca Perdagangan
Merdeka.com - Ketua Umum Masyarakat Energi Baru Terbarukan (METI) Surya Darma mengatakan, untuk mewujudkan arahan Presiden Jokowi memperbaiki neraca perdagangan, dapat diwujudkan dengan menurunkan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan minyak mentah.
"Pesan bapak presiden satu menurunkan impor minyak," kata Surya, di Jakarta, Rabu (30/10).
Menurutnya, untuk mengurangi impor BBM dan minyak, konsumsi energi fosil tersebut juga harus dikurangi, kemudian diimbangi dengan pengembangan EBT yang lebih agresif untuk menggantikan BBM dan minyak.
"Mengurangi impor minyak pemanfaatan EBT otomatis mengurangi impor," tuturnya.
Pengembangan EBT menjadi salah satu visi misi Presiden Jokowi pada kabinet barunya, sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang menargetkan peningkatan porsi EBT dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.
"Dalam KEN itu disebutkan, secara perlahan mulai 2014-2025 EBT ditingkatkan dari posisi saat itu 6 persen jadi 23 persen," ujarnya.
Surya mengungkapkan, untuk mencapai target EBT 23 persen dalam bauran energi, terdiri dari dua komponen yaitu pengoperasian pembangkit listrik EBT harus mencapai 45 ribu Mega Watt (MW) dan pengurangan porsi BBM dengan dengan Bahan Bakar Nabati (BBN).
"23 persen terdiri dari dua komponen, komponen kelistrik dan bahan bakar. Satu untuk kelistrikan dalam enam kelompok besar EBT yaitu panas bumi, angin, air, matahari, laut dan biomassa. Bahan bakar pada transportasi BBN," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terapkan Strategi Ini, PHE Temukan 1,4 Miliar Barel Setara Minyak Sepanjang 2023
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaDi Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional
Nicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga Bareng Kementerian ESDM Cek Kesiapan Layanan Energi di Banyuwangi dan Bali
Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi
Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaData BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaUsai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnya