Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengajuan Kredit Diprediksi Tak Turun Meski Suku Bunga Acuan Naik

Pengajuan Kredit Diprediksi Tak Turun Meski Suku Bunga Acuan Naik Rupiah. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Bank Indonesia memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps), dari sebelumnya 3,75 persen, menjadi 4,25 persen. Kenaikan ini dipastikan berdampak terhadap seluruh lini sektor.

Meski terdapat konsekuensi atas kenaikan suku bunga acuan, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memastikan pengajuan kredit oleh perusahaan ke perbankan tidak akan menurun.

"Perusahaan semuanya berjalan, tanpa perbankan tidak mungkin mereka berjalan," ujar Ibrahim kepada merdeka.com, Jumat (23/9).

Meski kondisi saat ini dipastikan menambah beban bagi seluruh masyarakat termasuk perusahaan, namun secara prinsip, perusahaan tetap membutuhkan cash flow untuk keberlangsungan satu usaha.

"Jadi intinya pengusaha-pengusaha saat ini itu yang penting karyawannya digaji masalah buntung itu udah pasti buntung," ujarnya.

Menurut Ibrahim, risiko seperti ini merupakan risiko lumrah dalam bisnis. Sehingga, mau tidak mau pengajuan kredit ke perbankan hampir dipastikan tidak akan menurun.

Lagipula, imbuh Ibrahim, perbankan memiliki otonom kebijakan terhadap pemberian bunga bagi para kreditur atau nasabah. Jika BI menaikan suku bunga acuan, menurut Ibrahim hal tersebut tak lantas membuat perbankan menaikan suku bunga pinjaman kepada kreditur.

"Perbankan pun hati-hati karena ini merupakan pendapatan mereka dan menurut saya perbankan tetap tumbuh dalam menyalurkan kredit bahkan banyak orang yang minta kredit itu enggak dikasih-kasih saking banyaknya," pungkasnya.

Sisi Positif Menurut Bank Indonesia

Sementara itu, menurut BI sisi positif atas kenaikan suku bunga acuan yaitu;

1. Menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebagai acuan utama di pasar keuangan.

2. Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan.

3. Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan.

Sedangkan menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyampaikan, adanya kenaikan suku bunga secara otomatis akan menambah alokasi anggaran yang harus dikeluarkan masyarakat yang memiliki kredit atau pinjaman untuk usaha.

Diprediksi, beberapa bulan ke depan merupakan masa-masa gelap yang harus dijalani pemilik kredit.

"Untuk kredit konsumsi seperti KPR dan kredit kendaraan bermotor dalam beberapa bulan ke depan akan memasuki awan cukup gelap. Bank harus bersiap cari cara agar nasabah KPR masih tertarik meminjam," ujar Bhima.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024

OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024

Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.

Baca Selengkapnya
Kinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen

Kinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen

Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.

Baca Selengkapnya
Pangkas Kredit Macet Rp900 Miliar, Begini Prediksi Kinerja BTN di 2024

Pangkas Kredit Macet Rp900 Miliar, Begini Prediksi Kinerja BTN di 2024

Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.

Baca Selengkapnya
Laba Bersih Bank Mega Anjlok 13 Persen di 2023

Laba Bersih Bank Mega Anjlok 13 Persen di 2023

Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya