Merdeka.com - Dalam postur anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2012, pemerintah memasang target penerimaan pajak sekitar Rp 1.011 triliun. Pajak menjadi salah satu andalan pemerintah dalam penerimaan negara.

Data terbaru yang dilansir Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menyebutkan, per 5 oktober 2012, realisasi pajak sudah lebih dari 50 persen.

"69,2 persen atau Rp 702 triliun. Tahun lalu 70,8 persen," ungkap Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Istana Negara, Kamis (25/10).

Menkeu menyebutkan, untuk penerimaan negara bukan pajak sudah mencapai 61 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2012 sebesar Rp 341 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi PNBP mencapai 74 persen atau sekitar Rp 208 triliun. Agus Marto mengakui ada jarak 13 persen dibanding tahun lalu.

"PNBP belum optimal karena Ada koreksi harga komoditi dunia, ada koreksi," jelasnya.

Namun, kata dia, realisasi dalam persen tidak serta merta menggambarkan rendahnya realisasi penerimaan saat ini dibandingkan tahun lalu. Sebab, jika dilihat dari sisi nominalnya, lebih besar tahun ini.

Sementara untuk belanja negara, sudah terserap 64,5 persen dari alokasi belanja dalam APBN-P 2012 sebesar Rp 1.548,3 triliun. Menkeu mengklaim serapan belanja tahun ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 60 persen.

Agus Marto mengklaim kinerja penyerapan anggaran lebih baik dan bisa maksimal.Belanja negara hingga 5 Oktober telah mencapai 64 persen atau Rp 999,3 triliun."Belanja negara kondisinya baik, diperkirakan sampai 92 persen (akhir tahun)," imbuhnya.

Di sisi lain, Menkeu melihat potensi defisit anggaran yang melebar. Jika dalam APBN-P 2012 ditarget 2,23 persen, diperkirakan bisa mencapai 2,33 persen hingga akhir tahun. Disinggung mengenai penyebabnya, Agus Marto mengatakan penyebabnya adalah alokasi subsidi yang membengkak. "Karena ada unsur subsidi yang meningkat," tegasnya.