Merdeka.com - Kasus pencurian minyak mentah di PT Pertamina EP Asset 2 Sumatera Selatan, khususnya jalur Prabumilih, ditaksir mengakibatkan kerugian sekitar 1.000-1.500 barel per hari. Nilai ini jika dinominalkan hampir setara dengan Rp 1,5 miliar per hari per kejadiannya.

Ini diungkapkan oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Selatan, Setiabudi saat kunjungan di Kantor Pertamina Sumatera Selatan, Jumat (19/7).

"Kerugian ini juga hanya satu area saja, namun tahun ini khusus di field Prabumulih hanya ada 34 kasus. Jika dibandingkan tahun lalu sebanyak 121 kasus. Tentunya ini mengalami penurunan yang cukup signifikan," ujarnya.

Menurutnya, penurunan kasus pencurian minyak berkat kerja sama perusahaan dan aparat penegak hukum setempat. "Kinerja keamanan kami terus ditingkatkan, kalau secara keseluruhan di Sumatera Selatan tahun lalu ada 155 kasus, sekarang hanya 34 kasus. Tentunya ini juga bekerja sama dengan Kapolda setempat," jelas dia.

Jenis gangguan atau pencurian yang dilakukan mulai dari pencurian minyak yang ditaksir mencapai hampir separuhnya 58 persen, pencurian besi pipa sebesar 28 persen dan sisanya pencurian fasilitas produksi.

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo menegaskan, pencurian ini memang menjadi tantang Pertamina karena kasus ini sudah merambat ke berbagai wilayah. "Masalah ini menjadi problem yang kronis, meski sudah ada tren penurunan harus tetap diwaspadai," tegas dia.

Susilo meminta aparat keamanan untuk menangkap pencuri penyulingan liar. Untuk internal Pertamina, juga harus melakukan pengamanan secara internal.

"Para penyulingan liar bisa ditangkap. Pengamana Internal juga dilakukan dan juga melibatkan SKK Migas di Palembang. Karena penangkapan hanya bisa oleh kepolisan," jelasnya.