Merdeka.com - Penaikan tarif tol Surabaya-Gresik tidak didasarkan pada laju inflasi. Ini diluar ketentuan terkait penyesuaian tarif terdapat dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 15 tahun 2005 tentang jalan tol.

"Tapi ini berdasarkan adanya investasi baru, tadi angkanya Rp 321,829 miliar dan dari situ dihitunglah tarif yang baru," ujar

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Christian Kornel Sihaloho, Jakarta, Rabu (17/12).

Pasal 68 beleid itu menyebutkan evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun sekali oleh BPJT. Itu didasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi sesuai dengan formula: Tarif baru = tarif lama (1+inflasi).

Sebenarnya, menurut Kornel, PT Marga Bumi Matra Raya selaku operator tol sudah mengelurkan dana sebesar Rp 525,622 miliar. Itu untuk membiayai perbaikan, pelebaran jalan, dan penambahan lajur.

Namun, hanya biaya investasi Rp 321,829 miliar yang dapat dikompensasi dalam bentuk penaikan tarif tol. Dana sebesar itu dipakai untuk penambahan lajur Kebomas-Manyar, Pelebaran atau penambahan lajur Jembatan Railway. "Dan separuh atau 50 persen biaya perbaikan pile slab," paparnya.