Pemkab Musi Banyuasin Gandeng ITB Bangun Pabrik Kelapa Sawit
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) membangun pabrik Industri Palm Oil (IPO) dan Crude Palm Oil (CPO). Pabrik ini diproyeksikan dapat menampung kelapa sawit petani agar harganya meningkat.
Bupati Muba Dodi Reza Alex mengungkapkan, pembangunan itu merupakan peningkatan dari kerjasama pengelolaan TBS menjadi biofuel atau bahan bakar nabati. Hal itu bagian dari konsep pengembangan kawasan industri hijau di daerah terkaya di Sumatera Selatan.
"Setelah pengelolaan TBS, kita kembali gandeng ITB bangun pabrik IPO dan CPO," ungkap Dodi, Sabtu (23/11).
Dia menjelaskan, pabrik IPO ditargetkan beroperasi pada 2021 dan tahun berikutnya pengoperasian pabrik CPO. Saat ini, tengah penyusunan studi kelayakan.
"Desember nanti kita finalkan perencanaan, tahun depan mulai pembangunan. Lokasinya berada di Kecamatan Sungai Lilin," ujarnya.
Meski membutuhkan nilai investasi yang besar, Pemkab Muba optimis realisasi proyek industri kedua pabrik ini akan mengangkat kesejahteraan petani dan solusi terbaik dari keterpurukan harga sawit yang selama ini anjlok. Apalagi, rencana ini mendapat dukungan dari beberapa kementerian dan Presiden Joko Widodo.
"Kami akan support total. Tentu proyek ini tidak mudah, tapi kita optimis upaya realisasinya," kata dia.
Sementara itu, Tim Pembangunan Pabrik Industri IPO-CPO, IGBN Makertihartha mengatakan, realisasi pembangunan pabrik IPO dan CPO di Muba sudah sangat tepat dilakukan dan dapat menjadi proyek industri percontohan di Indonesia.
IPO Menghasilkan Bahan Bakar
Turunan produksi pabrik IPO akan menghasilkan bahan bakar nabati berupa biofuel, avtur hijau, dan gasoline yang kualitasnya di atas bahan bakar minyak pada umumnya.
"Pemanfaatan TBS di Muba nantinya dapat terserap dengan baik dan sangat menguntungkan," terangnya.
Terobosan energi baru terbarukan biofuel berbasis kelapa sawit ini tidak hanya mensejahterakan petani tetapi juga akan mengangkat harga diri bangsa Indonesia.
"Dengan realisasi biofuel ini nantinya Indonesia akan sangat terbantu dalam pengembangan energi," kata dia.
Makertihartha memprediksi jika 17 juta ton kelapa sawit didistribusikan untuk pengelolaan biofuel, secara hitungan kasar Indonesia bisa menghemat 9 miliar dolar AS. Alhasil, impor BBM bisa berkurang dengan adanya biofuel dari Muba.
"Betapa tidak, avtur dari sawit, titik beku -7.0 derajat celcius. Dibanding dari fossil yang -4.0. Kalau berbicara kualitas tentu sangat baik sekali, ini yang mesti dilakukan," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.
Baca SelengkapnyaSelanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaPerubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca SelengkapnyaAirnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaBayu Krisnamurthi menegaskan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Beras yang saat ini tengah disalurkan oleh Bulog bebas dari kepetingan apapun.
Baca Selengkapnya