Pemerintah ngotot impor padahal masih punya cadangan kedelai
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan ngotot mengandalkan impor untuk menstabilkan harga kedelai dalam negeri yang melonjak tajam lantaran minimnya pasokan. Padahal, diam-diam pemerintah masih memiliki cadangan pasokan kedelai.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso. Dia mengatakan, pemerintah sebaiknya mengeluarkan stok cadangan sebelum mendatangnya kedelai impor dari Amerika Serikat.
"Pemerintah waktu rapat kemarin sore seharusnya kalau benar punya cadangan harus benar-benar dikeluarkan. Kan kata Kemendag masih ada 350.000 ton. Untuk apa ditahan-tahan, sehingga perajin kedelai bisa mendapatkan kedelai yang ada," ujar dia yang ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (4/9).
Soetarto menegaskan pihaknya memang telah mendapatkan izin impor kedelai dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun, hal tersebut butuh proses sehingga belum bisa terealisasi.
"Bulog sudah dapatkan penugasan baru minggu lalu. Itu kan tidak bisa baru penugasan lalu barang langsung ada. Itu kan bohong, tidak governance namanya," tegas dia.
Menurut dia, impor kedelai sama halnya dengan impor daging sapi, sehingga harus dilakukan dengan proses yang baik.
"Mudah-mudahan karena pasokan kurang. Bulog dan pemerintah sepakat berapapun (impor) di setujui," ucapnya.
Sebelumnya, Indonesia kembali mengalami kelangkaan kedelai dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, harga bahan dasar produk tempe ini meroket tajam. Pemerintah kembali mengandalkan strategi impor untuk mengantisipasi makin meroketnya harga kedelai. Pemerintah berencana
"Untuk kedelai kita akan lebih terbuka, jadi tidak pembatasan-pembatasan," ungkap Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (3/8).
"Sampai akhir tahun mungkin butuh 500.000-600.000 ton, ini harus dipenuhi dengan cara apapun. Mudah-mudahan petani dari dalam negeri bisa memasok, tapi kita harus make sure adanya pemasokan (kedelai) dari tempat lain," paparnya.
Keputusan untuk membuka lebar-lebar keran impor ini baru saja diputuskan dalam rapat terbatas bersama Wakil Presiden Boediono. Pemerintah pun sudah memasukkan aturan-aturan pendukungnya dalam Peraturan Menteri Pertanian dan Peraturan Menteri Perdagangan.
Rencana impor kedelai akan dilakukan pekan ini untuk memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini harga kedelai mengalami kenaikan karena pasokan dalam negeri tersendat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kenaikan harga kedelai dikarenakan adanya anomali cuaca yang buruk di Amerika Serikat (AS). Faktor cuaca ini bahkan membuat harga jagung di AS juga mengalami kenaikan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin
Sejak Maret-Desember 2023, Bulog sudah mendistribusikan 1,4 juta ton bantuan pangan beras kepada keluarga miskin.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Data Penerima Bantuan Pangan Bulog Ditambah 8 Persen
Presiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnya