Pemerintah ingin beli Inalum dengan harga rendah
Merdeka.com - Pemerintah menyatakan anggaran dana pembelian PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang disimpan di rekening PT Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7 triliun sudah cukup untuk membeli perusahaan penghasil aluminium tersebut.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan dana tersebut cukup walaupun adanya selisih perhitungan dari pihak Jepang sebesar USD 100 juta atau sekitar Rp 920 miliar.
"Itu yang sedang dibicarakan. BPKP hitung selama 30 tahun, hitung versi dia ada perbedaan, sekitar USD 100 juta. Perbedaan karena ada perbedaan perhitungan nilai dan membuat rumusan kalkulasi beda," ujar dia yang ditemui di Musrenbangnas, Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (30/4).
Dana tersebut baru akan dikeluarkan apabila perundingan pembelian Inalum telah selesai. Selain perhitungan aset yang sampai saat ini belum rampung. "Kalau selesai berunding, kita transfer," katanya.
"Pokoknya dana ini masih cukup, cuma pembeli maunya beli dengan harga rendah dan BPKP harus setuju karena ini aset negara," kata dia.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih baik negara meminjam uang untuk membeli alat-alat pertanian.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaImpor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaDinamika minat investasi pada IKN meningkat, apalagi pemerintah menjamin risiko demand pada tahap awal.
Baca Selengkapnya