Pemerintah Diingatkan Genjot Ekspor Demi Pulihkan Ekonomi & Bawa RI Jadi Negara Maju
Merdeka.com - Ekonom sekaligus Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Agus Herta Sumarto, mendorong pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi tingkatkan kinerja ekspor demi percepatan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Sekaligus mewujudkan Indonesia cita-cita Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
"Untuk percepatan ekonomi nasional sekaligus menjadikan Indonesia negara maju 2045, pemerintah Jokowi hanya perlu fokus pada peningkatan ekspor. Karena ekspor akan menghasilkan turunan yang banyak," ujar dia dalam webinar bertajuk Politik APBN dan Masa Depan Ekonomi Indonesia, Rabu (2/9).
Agus merinci, upaya peningkatan ekspor akan berdampak baik pada peningkatan kualitas produksi oleh industri dalam negeri. Mengingat pelaku industri akan terpacu untuk menghasilkan produk yang sesuai standar ekspor.
Selain itu, kebijakan peningkatan ekspor juga diyakini akan mendorong terwujudnya biaya logistik yang lebih kompetitif. Dia menilai biaya logistik dalam negeri saat ini masih belum kompetitif, sehingga dinilai memberatkan pelaku ekspor.
"Jika kita genjot sektor produksi berbasis ekspor, kita yakin akan tercipta harga biaya logistik yang lebih kompetitif. Tidak seperti saat ini biaya masih belum kompetitif sehingga memberatkan pelaku (ekspor)," jelasnya.
Agus menambahkan, upaya menggenjot kinerja ekspor juga akan mendongkrak capaian devisa negara. Mengingat transaksi penggunaan mata uang asing kian melonjak pada aktivitas ekspor.
"Untuk itu, kalau kita menekankan strategi peningkatan ekspor. Maka peningkatan pada sektor industri akan membuat devisa meningkat akibat transaksi penggunaan mata uang asing," ujarnya.
Strategi Kemendag Dorong Ekspor di Tengah Pandemi Corona
Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendobrak pasar ekspor produk pangan olahan untuk meningkatkan neraca perdagangan Indonesia di kuartal II 2020. Apalagi kondisi ekonomi nasional tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.
"Pandemi Covid-19 mempengaruhi kinerja perdagangan di hampir seluruh negara di dunia. Namun, hal ini tidak menyurutkan langkah pemerintah untuk mendorong kinerja perdagangan Indonesia di kuartal II 2020, khususnya ekspor pangan olahan," kata Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, dalam pernyataannya, Selasa (16/4).
Dia menjelaskan, berbagai kebijakan strategis dalam mendorong kinerja perdagangan Indonesia di era normal baru. Diantaranya dengan meningkatkan kemudahan dan kecepatan pelayanan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature and stamp.
Lalu, menerapkan autentikasi otomatis perizinan ekspor dan impor bagi pedagang yang memiliki reputasi, meningkatkan dan percepatan layanan ekspor impor dan pengawasan melalui Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE). Kebijakan strategis lainnya dengan meningkatkan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor serta penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan.
Mendag melanjutkan, untuk mendukung berbagai kebijakan tersebut, peran perwakilan perdagangan sangat strategis di masa transisi atau era normal baru seperti saat ini. Salah satunya, untuk menggali informasi terkini tentang perkembangan situasi di negara tujuan ekspor.
Pihaknya mencatat ekspor Produk Pangan Olahan pada periode Januari–April 2020 tercatat sebesar USD 1,32 miliar atau meningkat 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Produk-produk utama ekspor pangan olahan Indonesia pada periode tersebut di antaranya makanan olahan (USD 139,83 juta), olahan krustase udang (USD 137,15 juta), olahan ikan (USD 129,16 juta), olahan krustase kepiting (USD 106,1 juta), serta esens dan konsentrat kopi (USD 104,89 juta).
Sementara itu, negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada periode tersebut yaitu Amerika Serikat sebesar USD 293,6 juta (dengan pangsa pasar 22,11 persen), Filipina sebesar USD 161,4 juta (12,15 persen), Malaysia sebesar USD 101,6 juta (7,65 persen), Singapura sebesar USD 74,9 juta (5,64 persen), dan Jepang sebesar USD 71,9 juta (5,41 persen).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaEkonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Baca SelengkapnyaInggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia
Indonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaBertemu Presiden JAPINDA, Jokowi Apresiasi Bantuan Promosi Kerja Sama Ekonomi
Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca Selengkapnya