Pemerintah akui Indonesia terlambat manfaatkan potensi gas
Merdeka.com - Pemerintah sesumbar bakal memanfaatkan gas untuk masa depan Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebut, sejauh ini stok gas berlimpah.
Murahnya harga gas juga menjadi pertimbangan pihaknya. Namun, dia mengakui bahwa Indonesia telat membangun infrastruktur untuk pengembangan komoditas ini.
"Gas akan menjadi masa depan kita. Menurut teman-teman di hulu, stok masih oke dan harga lebih baik daripada BBM. Tapi kita telat membangun infrastruktur," kata Sudirman di Jakarta, Rabu (26/11).
Sudirman menegaskan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah menyetujui pembangunan infrastruktur gas agar dipercepat. Menurutnya, dana pengalihan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi bakal digunakan untuk membangun sektor gas.
"Menkeu sudah bilang Rp 120 triliun pengurangan subsidi itu buat gas," ucapnya.
Selain itu, Sudirman mengakui bahwa Indonesia tengah di ambang krisis tenaga listrik. Dia menuding, lambatnya pertumbuhan listrik juga dipengaruhi unsur politik.
Dia menjabarkan, banyaknya developer tidak bisa memenuhi target Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam pembangunan daya listrik. Pasalnya, banyak pemain listrik berafiliasi dengan kekuatan politik.
"Kenapa listrik itu sulit? Karena perizinan. Karena banyak pemain listrik yang berafiliasi dengan kekuatan politik. Begitu pun migas. Makanya saya mau jalan lurus," terangnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beraksi Sejak 6 Bulan Lalu, Begini Praktik Culas Mobil Penimbun BBM Subsidi Hingga Ratusan Liter di Tangerang
AH telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Baca SelengkapnyaBersama Pemerintah, Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi 2024 Tepat Sasaran
Pemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Pemerintah
Pertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaIndonesia Butuh Dana Hingga Rp75 Triliun Sediakan BBM Hingga Gas LPG
Indonesia butuh dana antara Rp69-75 triliun untuk membeli sejumlah komoditas energi.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi
Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Pemerintah
Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca SelengkapnyaSubholding Gas Pertamina Kolaborasi Kembangkan Energi Bersih, Pengguna Gas Tabung Bisa Beralih ke Jargas
Jika peralihan pemanfaatan LPG 5 kg, 12 kg, maupun 50 kg dapat diganti dengan CNG, maka akan mendukung pemerintah dalam upaya mengurangi subsidi energi.
Baca SelengkapnyaHarga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya
Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca Selengkapnya