Merdeka.com - Pembangunan infrastruktur di Indonesia dinilai kurang menggunakan wawasan green infrastruktur. Padahal, wawasan ini dapat mengantarkan pada pola pembangunan yang berkesinambungan terutama dalam hal energi.

"Penerapan green infrastructure di Indonesia masih terkendala banyak hal yang kemudian membuat pemanfaatannya pun menjadi tidak optimal, tidak sesuai dengan rencana awal pembangunannya," ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bobby Gafur Umar dalam Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization 2013 di JCC, Jakarta, Senin, (11/11).

Bobby mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penerapan green infrastruktur tidak optimal. Faktor tersebut yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai sistem green infrastruktur itu sendiri.

"Kemudian, banyaknya perbedaan persepsi mengenai kepentingan pembangunan green infrastructure oleh pemangku kepentingan terkait, hingga lemahnya teknologi yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunannya," terang Bobby.

Selanjutnya, Bobby menerangkan, sebenarnya Indonesia memiliki banyak potensi yang mendukung diterapkannya pembangunan berwawasan green infrastruktur. Hal itu terwujud dari beberapa potensi alam yang dimiliki Indonesia seperti lahan subur yang luas, iklim yang baik, serta biodiversity yang tinggi.

"Jadi, sebenarnya prospek pembangunan dan pengembangan green infrastructure di Indonesia cukup baik, meskipun penuh tantangan," pungkas dia.