Merdeka.com - Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan dan Kewirausahaan‎, Edy Putra Irawady, mengungkapkan bayaran yang diterima para tenaga kerja impor penarik kapal mencapai angka USD 1600 per bulan. Jika disetarakan dengan kurs Dolar AS Rp 11.900, gaji tersebut mencapai angka Rp 19 juta.

"Itu tenaga tarik tali yang impor yang punya sertifikat internasional, kalau yang dari dalam negeri itu hanya USD 500," ungkap Edy di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (23/9).

Disparitas upah penarik tali impor dengan lokal tersebut, lanjut Edy, disebabkan permasalahan legalitas. "Mayoritas SDM kita (Indonesia) tidak memiliki sertifikat internasional," ungkap Edy.

Untuk itu, Edy berharap agar Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi bisa menjadikan permasalahan sertifikat internasional tersebut sebagai program prioritas.

‎"Sekarang kita kerja sama dengan Unilever dan beberapa perusahaan lain, kita sekolahkan tenaga-tenaga kita ke sana untuk dapatkan sertifikat, karena tanpa itu SDM kita tidak menjual," tandasnya.

Sebelumnya, minimnya SDM di sektor tersebut sampai harus membuat Indonesia impor tenaga kerja petugas penarik tali di sejumlah kapal tanker di lepas pantai. "Sebagai contoh, penarik tali kita (Indonesia) impor dari Filipina atau Bangladesh yang gajinya USD 1600," ungkap Edy.