Merdeka.com - Para pekerja Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jalan tol atau rest area mendatangi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta. Pegawai tersebut tidak setuju adanya aturan pelarangan penjualan premium di jalan tol.

Pantauan merdeka.com, unjuk rasa mulai digelar semenjak pukul 11.00 WIB. Terdapat ratusan orang yang menjadi peserta unjuk rasa yang membawa spanduk "BPH Migas lebih kejam daripada ISIS".

Salah seorang pendemo, Indah, mengatakan aturan itu membuat pendapatan SPBU di rest area merosot dan karyawan-karyawannya terancam di-PHK. "Otomatis berdampak kepada karyawan dan omzet yang menurun," kata Indah saat demo di Jakarta, Senin (22/9).

Menurut Indah, saat ini ada puluhan SPBU di rest area jalan tol yang mengalami penurunan omzet hingga 55 persen. Ini memberikan dampak kepada karyawan yang saat ini sudah mulai disuruh cuti.

"Itu bakalan ada (PHK) kalau aturannya masih berlanjut. Sekarang sudah ada karyawan disuruh cuti," tegasnya.

Peserta demo lainnya, Ari Bima mengatakan aturan pembatasan penjualan BBM subsidi secara nyata telah menurunkan omzet delapan puluh penyewa (tenant) di area SPBU. Pria yang berprofesi sebagai supervisor di SPBU Karang Tengah itu mengatakan bahwa ada puluhan orang di SPBU rest area tersebut yang diminta cuti.

"Hampir ada 72 karyawan operasional di SPBU kami yang diminta cuti. Di SPBU itu ada total 200 orang karyawan," jelasnya.

Menurut informasi, peserta demo ini berasal dari 20-an SPBU di rest area dari Merak hingga Bandung. Demo ini adalah aksi yang ketiga yang dilakukan oleh mereka.