Pedagang pasar curhat, harga naik bikin pembeli kurangi belanja
Merdeka.com - Usai menghadiri diskusi PanganKita di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba melakukan blusukan ke Pasar Rumput, Jakarta Pusat. pedagang mengeluhkan kenaikan harga pokok yang sudah terjadi dua hari menjelang puasa.
Seorang pedagang sembako di Pasar Rumput Harti (50) mengungkapkan, kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai merah. Dari semula Rp 30.000 per kg menjadi Rp 38.000. Selain itu, bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000.
"Bawang merah Rp 35.000 biasanya 30.000, kalau bawang putih Rp 25.000 biasanya Rp 20.000. Akhirnya pembelinya berkurang, biasanya beli 1/2 kilogram kini jadi pada beli 1/4 kilogram," ujarnya di Pasar Rumput, Jakarta Pusat, Senin (15/6).
Pedagang lainnya, Mursini (42) mengatakan, untuk jenis sayuran, kenaikan paling tinggi terjadi pada Brokoli. Dari harga semula Rp 10.000, kini dijual Rp 14.000. Namun terjadi penurunan untuk harga tomat.
"Tomat turun jadi Rp 7.000 awalnya Rp 12.000. Kenaikan harga mungkin karena mau lebaran sehingga harga dari pasar induk juga naik," terangnya.
Harti berharap kenaikan harga tidak berlangsung terus menerus. Sebab, secara langsung berdampak pada penghasilan mereka. Tingginya harga membuat daya beli masyarakat menurun, akhirnya keuntungan yang mereka kantongi otomatis berkurang.
"Pengennya murah-murah dijual untuk kalau mahal gini kan dijualnya susah. Pemerintah harusnya campur tangan soal harga, sampai saat ini tidak ada," katanya.
Mendengar keluhan pedagang, Parlindungan menuturkan, kondisi ini bukti nyata bahwa pemerintah harus segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) pengendalian harga. Karena masyarakat sudah membutuhkan kepastian harga pada saat bulan puasa atau Hari Raya Idul Fitri.
"Intinya pemerintah harus keluarkan Perpres Lembaga Pangan dan keluar Perpres Pengendalian Harga Pokok bersamaan setidaknya berdekatan. Sehingga saling melengkapi dalam aturan dan bagian pengawasannya," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaMeskipun harga beras saat ini mahal dan langka, Pemerintah tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnya