Merdeka.com -  

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menegaskan kebutuhan gas untuk transportasi sudah siap. Pasokan akan didapatkan dari industri hulu sudah tersedia 37 juta standar metrik kaku kubik per hari (mmscfd) dan beberapa kontraktor kerja sama  diantaranya dari Kangean Energy Indonesia yang mencapai 50 juta kaki kubik.

"Ketika konverter kit sudah mulai ada, walaupun impor dulu, akan sangat membantu konversi dari BBM ke BBG," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini di Jakarta, Jumat, (15/6).

Dia mengatakan pihaknya saat ini tengah menunggu pasokan konverter kit untuk mengubah dari bahan bakar gas cair jadi liquid gas for vehicle (LGV). "Karena ini adalah sebuah kegiatan jangka pendek, kami harapkan dalam 2 tahun ini konversi dapat terlaksana," ujarnya.

Rudi memastikan dengan menurunnya harga minyak dunia, hampir dekati USD 80 per barel untuk WTI dan USD 90  per barel yang Nymex dan Brent, pemerintah akan kesulitan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Pemerintah tetap akan melakukan efisiensi.

"Efisiensi tidak bisa dilakukan oleh petugas, aparat, dan sesuatu yang sifatnya konstitusional. Harus dilakukan orang per orang. Yang akan diubah adalah kebiasaannya, cara kita mengelola dan gunakan energi dan air," kata Rudi.

Rudi meminta untuk karyawan perkantoran yang biasanya memakai AC dengan temperatur 18 derajat harus dinaikkan menjadi 24 sampai 25 derajat. Selain itu, listrik harus dimatikan jika tidak ada orang yang berada di dalam ruangan kantor. "Air harus dimatikan tidak boleh ada yang mengalir apalagi peralatannya bocor," katanya.