OJK dibayangi persoalan belum maksimalnya akses keuangan ke UKM
Merdeka.com - Minimnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan seluk beluk industri keuangan menjadi persoalan utama yang dihadapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lantaran tidak memahami dan tidak memiliki akses ke industri keuangan, pelaku bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak maksimal memanfaatkan fasilitas yang disediakan.
Imbasnya, pertumbuhan UMKM tidak maksimal meski potensinya besar. "Penyerapan tenaga kerja banyak, kontribusi terhadap PDB di atas 50 persen. Penyebabnya adalah belum ada layanan dan akses keuangan mikro," ujar anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti Soetiono di Jakarta, Minggu (14/12).
Dari hasil survei yang dilakukan OJK, tingkat pemahaman serta pengetahuan mengenai industri keuangan di kalangan ibu rumah tangga juga masih rendah. Hanya 21,8 persen ibu rumah tangga yang paham industri keuangan.
"Karena survei yang kita lakukan sangat rendah. Kita cari sebab kenapa," ucapnya.
Salah satu cara yang digunakan OJK untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman soal industri jasa keuangan sekaligus memperluas akses keuangan mikro, melalui gelaran pasar keuangan rakyat pada 20-21 Desember 2014 di Jiexpo Kemayoran Jakarta Pusat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan gelaran tersebut untuk mengenalkan layanan keuangan mikro kepada masyarakat. Kegiatan tersebut, kata dia, bukan hanya dilakukan di Jakarta tetapi juga di Indramayu, Jawa Barat.
"Intinya adalah di situ kita bisa lihat industri keuangan nasional bisa melakukan penetrasinya untuk layanan yang lebih murah. Bukan hanya di kota-kota besar. Tetapi juga ada di daerah-daerah pelosok," kata Muliaman.
Masyarakat bakal diberi pemahaman mengenai lembaga keuangan mikro. Tidak hanya itu, gelaran tersebut juga mengedukasi masyarakat mengenal lebih dalam industri keuangan nasional.
"Layanan keuangan mikro ini kita ingin bikin layanan terpadu yang bisa diakses masyarakat bukan hanya remitansi tetapi juga untuk tabungan, pinjaman kredit dan lain-lain," kata dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaDiharapkan setiap TPAKD dapat memiliki unit-unit Pusat Literasi dan Inklusi Keuangan yang tersebar, terdekat, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaIni sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaAdanya ruang untuk inovasi ini dapat membuka akses ke pasar baru, dimana hal ini juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaOJK menyebut ada tiga pihak yang dikenakan kewajiban dalam pelaporan kepemilikan saham atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
Baca SelengkapnyaJumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca Selengkapnya