Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

OJK: Bank Butuh Pemilik Modal Kuat Untuk Bertahan di Tengah Pandemi Corona

OJK: Bank Butuh Pemilik Modal Kuat Untuk Bertahan di Tengah Pandemi Corona Aktifitas Teller Bank BRi. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto mengatakan, dalam menjaga keberlangsungan kinerja bank di tengah tekanan pandemi covid-19, peran serta komitmen pemilik modal sangat dibutuhkan. Anung menilai, dalam kondisi saat ini, pemilik modal baik dari asing maupun dalam negeri harus senantiasa berkomitmen menjaga kesehatan bank.

"Kekuatan finansial pemilik menentukan sustainabilitas dari kinerja bank tidak peduli dari mana lokal atau dari asing," kata Anung dalam Infobanktalknews: Peran Pemilik Dalam Mendukung Kinerja Bank, Kamis (9/7).

Dia menambahkan, saat ini kinerja perbankan dihadapkan pada tantangan besar berupa perlambatan ekonomi yang berdampak pada perlambatan kredit serta pengetatan likuiditas. Tercatat untuk pertumbuhan kredit pada Mei 2020 hanya mencapai 3,75 persen atau melambat bila dibandingkan dengan April 2020 yang masih tumbuh 5,73 persen.

Sementara, dari sisi likuiditas, perbankan nasional masih sangat kuat dengan LDR pada Mei di 90,42 persen. Oleh karena itu, Anung beranggapan bahwa pemilik modal yang kuat akan menjadi bantalan yang kuat pula untuk perbankan nasional di masa datang.

"Kita memonitori dua risiko ini saja. Risiko likuiditas, risiko kredit dan bantalan yang cukup memadai dari sisi CAR. Oleh karena itu, peran kepemilikan modal sangat diperlukan dalam kondisi krisis saat ini," kata Anung.

Kookmin Bank Akuisisi Bukopin

Kookmin Bank akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Bukopin, efektif per 12 Juni 2020. Saat ini Kookmin Bank mendekap 22 persen saham Bank Bukopin.

Sebagai bank terbesar di Korea Selatan, akuisisi KB Kookmin Bank terhadap Bank Bukopin dinilai sebagai pertanda positif ditengah lesunya sentimen pasar terhadap ekspansi bisnis dan perekonomian.

"Hal ini dilakukan bank terbesar di Korea Selatan itu sebagai bentuk komitmen untuk mendorong penguatan likuiditas dan permodalan perbankan," ujar Direktur Operasi dan TI Bank Bukopin Adhi Brahmantya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/6).

Dikatakan, proses yang dilakukan KB Kookmin Bank dalam menjadi pemegang saham pengendali baru terus digodok baik regulator Indonesia maupun Korea Selatan.

"Tentu hal ini adalah bukti, bahwa akuisisi KB Kookmin Bank (terhadap Bukopin) adalah langkah nyata dari optimisme terhadap Bank Bukopin. Sebagai bank penyalur kredit retail (UMKM dan Konsumer) dengan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan ke depannya," jelas dia.

Direktur Manajemen Risiko Bank Bukopin, Jong Hwan Han, yang juga direktur yang ditunjuk KB Kookmin Bank menambahkan, dalam waktu dekat bank tersebut akan merealisasikan rencananya.

Dengan menjadi pemegang saham pengendali baru Bukopin dengan kepemilikan minimal 51 persen, Kookmin akan memenuhi proses dan ketentuan yang berlaku baik di Indonesia maupun di Korea Selatan.

Adhi berharap, bahwa nasabah semakin yakin bertransaksi keuangan dengan Bank Bukopin, mengingat sinergi dengan KB Kookmin Bank akan semakin kuat untuk menopang pertumbuhan bisnis ke depannya.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024

Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya

Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.

Baca Selengkapnya
OJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya
OJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya

Ini sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen

Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.

Baca Selengkapnya
Dikeluhkan Soal Modal saat Blusukan ke Pasar Boyolali, Ganjar Janjikan Kredit Bunga Ringan Khusus Pedagang
Dikeluhkan Soal Modal saat Blusukan ke Pasar Boyolali, Ganjar Janjikan Kredit Bunga Ringan Khusus Pedagang

Ganjar bicara memiliki program bernama Kredit Lapak, kredit murah khusus untuk para pedagang pasar saat menjabat Gubernur Jateng.

Baca Selengkapnya
Tagih Cicilan Kredit ke Masyarakat Kini Ada Aturannya, Tak Boleh di Hari Libur Nasional dan Ada Jamnya
Tagih Cicilan Kredit ke Masyarakat Kini Ada Aturannya, Tak Boleh di Hari Libur Nasional dan Ada Jamnya

Dalam ayat 2, OJK mengatur PUJK agar tidak menggunakan cara ancaman, kekerasan dan/atau tindakan yang bersifat mempermalukan konsumen.

Baca Selengkapnya
OJK Terbitkan Aturan Baru Terkait Pelaporan Kepemilikan Saham
OJK Terbitkan Aturan Baru Terkait Pelaporan Kepemilikan Saham

OJK menyebut ada tiga pihak yang dikenakan kewajiban dalam pelaporan kepemilikan saham atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.

Baca Selengkapnya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.

Baca Selengkapnya