Merdeka.com - Pemerintah kembali memperbolehkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di jalan tol menjual BBM bersubsidi. Kebijakan ini usai pemerintah memutuskan menormalisasikan distribusi BBM.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menyatakan penerapan kebijakan itu setelah pemerintah melakukan kajian konsumsi secara harian. Berdasarkan data Pertamina, volume konsumsi BBM subsidi di jalur tol hanya 700 kilo liter (KL).

"Sementara isi premium boleh di tol," ujar Jero Wacik usai sidak BBM di SPBU Jalan Abdul Muis, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/8).

Jero tidak menjelaskan sampai kapan pembebasan penjualan premium di tol ini berlaku. Namun, Jero tetap meminta mobil membeli pertamax.

"Kasihan rakyat kecil kalau orang kaya beli premium," tuturnya.

Sebelumnya, mulai 26 Agustus 2014, seluruh SPBU yang berlokasi di jalan tol tidak akan menjual premium bersubsidi jenis premium.

Total jumlah SPBU tol saat ini tercatat mencapai 29 unit. Dari jumlah tersebut, 27 unit SPBU ada di wilayah Marketing Operation Region III (Jawa bagian Barat) dan 2 unit SPBU ada di wilayah Marketing Operation Region V (Jawa Timur).

Pertamina mulai Selasa (26/8) malam, memutuskan melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada masyarakat sehingga tidak ada lagi pemotongan pasokan baik untuk premium maupun solar. "Penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah," ujarnya dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (27/8).

Dia menegaskan potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran sebelumnya. "Pemerintah akan memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan Pertamina," ungkapnya.