Nilai Tukar Rupiah Perkasa Dekati Level Rp14.000 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore, menguat mendekati level psikologis Rp14.000 per USD.
Rupiah ditutup menguat 320 poin atau 2,22 persen menjadi Rp14.095 per USD dari sebelumnya Rp14.415 per USD.
Analis Central Capital Futures, Wahyu Laksono mengatakan, penguatan Rupiah lebih dominan didorong oleh faktor global khususnya terkait kurang kondusifnya situasi di Amerika Serikat sehingga dolar tertekan.
"Faktor domestik hanya isu samping yang kebetulan memang tidak seburuk dugaan. Justru AS yang memburuk, oleh isu Covid-19 dan kerusuhan," ujar Wahyu.
Demonstrasi dan kerusuhan telah menyebar ke kota-kota di seluruh AS setelah kematian seorang warga Afrika-Amerika George Floyd. Hal itu telah memicu kekhawatiran tentang percepatan kembali tingkat infeksi Covid-19 dan meredam pemulihan ekonomi, menurut beberapa ahli.
Ekonomi Dibuka
Sentimen positif bagi Rupiah lainnya yaitu pembukaan kembali perekonomian di beberapa negara pandemi dan rencana normal baru di Indonesia.
Menurut Wahyu, Rupiah berpotensi menguat menembus level psikologis Rp14.000 per USD dalam pekan ini."Rupiah sangat mungkin menyentuh Rp14.000, bahkan di bawah itu," kata Wahyu.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.233 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.095 per USD hingga Rp14.233 per USD.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.245 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.502 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnya