Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp16.250 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp16.250 per USD pada perdagangan Rabu (8/4). Pelemahan yang lebih tipis dibanding perdagangan kemarin salah satunya disebabkan oleh penerbitan tiga surat utang global dengan mata uang asing senilai USD 4,3 miliar dengan tenor terpanjang 50 tahun atau setara Rp68,6 triliun.
"Ini adalah penerbitan terbesar dalam US bond dalam sejarah RI. Dan Indonesia juga jadi negara pertama yang menerbitkan sovereign bond sejak pandemi Covid-19 terjadi," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim di Jakarta, Rabu (8/4).
Di samping penerbitan itu, Bank Indonesia terus melakukan strategi bauran agar bisa memberikan solusi terhadap perekonomian yang saat ini terus melambat akibat pandemi Covid-19 yang kemungkinan akan berlangsung cukup lama.
"Dan ini akan menguras baik pikiran maupun tenaga sehingga dibutuhkan kerjasama antar lembaga guna untuk mencari solusi agar perekonomian tetap bisa stabil," jelas Ibrahim.
Pasar Sambut Positif
Dia melanjutkan, pasar memandang apa yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia disaat terhimpit pandemi covid-19 cukup positif dan ini akan menambah kepercayaan modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri.
Hal ini dinilai perlu diapresiasi oleh semua kalangan di mana Indonesia terus bertarung melawan kondisi yang serba sulit dan kemungkinan akan menjadi pemenangnya."Harus di ingat bahwa Indonesia saat ini sudah menjadi negara maju sehingga pemikiran pun harus tetap maju," paparnya.
Dalam perdagangan besok, akan terjadi tarik menarik antara data eksternal dan Internal namun kemungkinan mata uang garuda masih akan menguat walaupun tipis dan menjadi mata uang terbaik di asia pada range Rp16.120 sampai Rp16.350 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya