Nilai Rupiah terburuk sejak 98 bukti bobroknya pemerintahan Jokowi
Merdeka.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pelemahan Rupiah hingga menyentuh Rp 13.000 per USD menjadi yang terburuk sejak krisis ekonomi 1998. Kondisi ini menjadi bukti buruknya pengelolaan pemerintahan di tangan Presiden Joko Widodo.
"Nilai tukar Rupiah saat ini terus bergerak dari Rp 13.000 hingga Rp 16.000. Sekarang yang menjadi masalah adalah fenomena ini lebih buruk dari tahun 1998," ungkap Ketua Komisi Tetap Fiskal dan Moneter Kadin, Alder Manurung, saat ditemui di acara diskusi, Jakarta, Minggu (5/4).
Besaran nilai tukar Rupiah ini pun sudah melewati asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 12.500 per USD. Pelemahan Rupiah ini, lanjutnya, membuktikan pemerintah saat ini telah gagal memimpin negara. Baik dalam pengelolaan di pemerintahan maupun di luar kepemerintahan.
Dia menilai langkah antisipasi pelemahan Rupiah pemerintah melalui paket kebijakan juga tidak signifikan menahan laju keterpurukan. "Rencana pemerintah yang sangat bombastis ini tidak berkaca pada situasi atau perkembangan ekonomi yang terjadi. Sehingga pemerintah gagal menyusun langkah yang benar. Bank Indonesia (BI) bahkan sudah melakukan tes bangkrutnya perusahaan nasional," tegasnya.
Sebelumnya, CEO Saratoga Grup, Sandiaga Uno juga menegaskan, pelemahan Rupiah hingga di atas Rp 13.000 sudah tidak masuk akal. Pemerintah harus menyikapi serius persoalan ini. Dia juga mengkritik pemerintahan Jokowi sangat cuek menyikapi pelemahan Rupiah. Sikap cuek pemerintahan Jokowi dalam menyikapi pelemahan Rupiah, berbeda dengan sigapnya pemerintahan SBY.
Yang paling merasakan dampak dari melemahnya Rupiah adalah rakyat kecil. Danu Priyono (67), warga Tipes, Solo, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak pun ikut berkomentar soal melemahnya nilai tukar Rupiah. Kondisi perekonomian sekarang ini semakin menyengsarakan rakyat kecil. Melemahnya Rupiah, ditambah sebelumnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan harga beras, membuat harga bahan pokok semakin sulit terbeli.
Pemerintahan Jokowi-JK bukannya tutup mata atas tren pelemahan Rupiah. Sudah sejak tahun lalu, Jokowi-JK sadar betul akan ancaman anjloknya Rupiah. Namun pemerintahan baru ini berulang kali menanggapi santai dengan menyebut bahwa pelemahan Rupiah terhadap dolar AS masih lebih baik ketimbang yang terjadi di negara lain.
Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro hingga Gubernur BI Agus Martowardojo kompak menyebut ekonomi Indonesia masih baik dan tak terpengaruh kondisi Rupiah.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnya