Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ngototnya BATAN bikin pembangkit tenaga nuklir di Indonesia

Ngototnya BATAN bikin pembangkit tenaga nuklir di Indonesia Ilustrasi Nuklir. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pro-kontra pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) masih terjadi di dalam negeri. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi, mengatakan selama lebih dari lima tahun BATAN tidak pernah berhasil meyakinkan DEN soal penggunaan energi nuklir.

Pasalnya, tersimpan sejumlah permasalahan dalam perencanaannya pembangunan PLTN. "Ada beberapa langkah yang harus diubah, banyak informasi yang diberikan, banyak sumber yang tidak tepat dan salah kaprah soal nuklir, masyarakat harus tahu bahaya nuklir," kata Rinaldy.

Rinaldy Dalimi mengungkapkan selama ini masyarakat terjebak salah kaprah soal anggapan yang menyebut jika Indonesia kaya akan sumber daya uranium. Padahal belum ada bukti yang valid soal ketersediaan bahan baku alam tersebut.

"Saya mendapat data uranium bisa untuk 130 tahun itu tidak benar. Ada dua mantan Menristek mengatakan uranium melimpah karena di laut ada uranium. Keberadaan uranium ini kita belum ada bukti," ujar Rinaldy.

Salah kaprah kedua, lanjutnya, ialah anggapan jika tenaga nuklir merupakan energi yang murah. "Itu tidak benar. Betapa mahalnya teknologi nuklir ini," ujar Rinaldy.

Dia berkaca dari kejadian meledaknya PLTN di Fukushima, Jepang. Akibat kejadian tersebut, standar pembangunan PLTN dibuat tinggi demi keamanan. Otomatis biaya yang dibutuhkan juga besar. Belum lagi biaya perbaikan jika mengalami kejadian seperti yang dialami PLTN Fukushima yang disebut-sebut menghabiskan Rp 600 miliar.

Selain itu, masih banyak lagi pesimisme terhadap kehadiran PLTN ini. Namun, BATAN enggan menyerah. Mereka juga memiliki alasan mengapa Indonesia perlu kehadiran PLTN. Berikut merdeka.com akan merangkum alasannya.

Jokowi setuju, pengembangan PLTN maju

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bakal terus mendorong pemerintah untuk berani membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)."Masalahnya, keputusan untuk go nuklir atau tidak, itu ada di presiden. Sebelumnya sudah pernah disampaikan. Tapi belum ada jawaban. Nanti kalau ketemu lagi akan saya tanyakan," ujar Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto.

Anak bangsa sudah berpengalaman dengan teknologi nuklir

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan Indonesia tak kekurangan ahli tenaga nuklir. Bahkan, sekitar 15 tenaga ahli Indonesia sudah ikut mengoperasikan sejumlah reaktor nuklir dunia.Atas dasar itulah, menurut Nasir, Indonesia sudah siap untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)."Kemampuan sumber daya manusia luar biasa, ini yang dibutuhkan sudah tersedia," ujarnya.

Mayoritas masyarakat ingin ada PLTN

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) klaim jika 72 persen penduduk Indonesia merestui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dalam negeri. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan pada 2014.Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN) BATAN Yarianto Budi Susilo menuturkan, jajak pendapat terkait pembangunan PLTN sudah dilakukan sejak 2010."Hasilnya baik 60 persen. Namun turun di tahun 2011 karena ada kecelakaan di Fukushima, Jepang lalu," klaim Yarianto.Hasil jajak pendapat tahun lalu dinilai cukup baik untuk kelangsungan pembangunan PLTN. "Jajak pendapat berlanjut sampai tahun 2014, 72 persen menerima pembangunan PLTN," tambahnya.

PLTN menguntungkan, limbahnya bisa didaur ulang

Batan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengungkapkan keuntungan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Salah satunya, limbah yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bisa didaur ulang sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik berikutnya."PLTN itu menguntungkan. Limbah PLTN saja tidak bisa dijual tetapi bisa dijadikan energi alternatif untuk PLN," ujar Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto.Selain itu, kata Djarot, limbah PLTN juga bisa menghasilkan plutonium, merupakan bahan baku senjata nuklir. Itulah sebabnya banyak negara, salah satunya Rusia, menginginkan limbah nuklir Indonesia."Rusia atau negara lain mau uranium dari mereka dan dikembalikan kesana. Ini ada potensi untuk senjata. Itulah kenapa dunia akan awasi kita," pungkas dia.

Pembangunan PLTN tak perlu tunggu energi lain habis

Kepala Badan Teknologi Nuklir (Batan) Jarot S. Wisnubroto mengatakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tidak perlu menunggu sumber energi lain habis terlebih dulu. Meskipun, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2014 memposisikan nuklir sebagai energi alternatif terakhir."Kepentingan energi begitu meningkat pesat maka energi nuklir bisa menjadi pilihan, jadi tidak menunggu semua energi habis," ujar dia di Jakarta.Mahalnya ongkos, menurut Jarot, tak bisa menjadi alasan pemerintah enggan mengembangkan energi nuklir. Sebab, negara semiskin Bangladesh saja mampu membangun PLTN."Itu logika sederhana, memang investasi awal mahal," kata dia.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan

Sejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan

PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.

Baca Selengkapnya
PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus

PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus

Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya
Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya

Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya

PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Warga Ganti Meteran Listrik Malah Kena Denda Rp41 Juta, Begini Penjelasan PLN

Warga Ganti Meteran Listrik Malah Kena Denda Rp41 Juta, Begini Penjelasan PLN

Tagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.

Baca Selengkapnya
Jelang Perayaan Hari Raya Galungan, PLN Imbau Masyarakat Perhatikan Jarak Aman Pasang Penjor

Jelang Perayaan Hari Raya Galungan, PLN Imbau Masyarakat Perhatikan Jarak Aman Pasang Penjor

Jelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia

Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia

dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Baca Selengkapnya
Pertamina Patra Niaga Bareng Kementerian ESDM Cek Kesiapan Layanan Energi di Banyuwangi dan Bali

Pertamina Patra Niaga Bareng Kementerian ESDM Cek Kesiapan Layanan Energi di Banyuwangi dan Bali

Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
PLN Tambah Pembangkit Listrik Hijau di Nusa Penida, Aktif Mulai Tahun Depan

PLN Tambah Pembangkit Listrik Hijau di Nusa Penida, Aktif Mulai Tahun Depan

Sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.

Baca Selengkapnya
TNI Masih Tunggu Syarat Ini untuk Pindah ke IKN

TNI Masih Tunggu Syarat Ini untuk Pindah ke IKN

Jenderal Bintang Empat TNI tersebut belum bisa menjabarkan waktu pastinya untuk pemindahan prajurit.

Baca Selengkapnya