Nasib Miliuner Sarung Tangan Malaysia Jika Vaksin Covid-19 Ditemukan
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri pada industri karet dan pembuatan sarung tangan, terutama di Malaysia. Pada bulan lalu, peneliti kimia yang juga pendiri perusahaan produksi sarung tangan Riverstone Holdings, Wong Teek Son dinobatkan sebagai orang terkaya kelima di negeri tersebut.
Kekayaannya kini menyentuh USD 1,2 miliar sejak nilai saham perusahaan yang terdaftar di Pasar Modal Singapura ini naik hampir enam kali lipat dari level terendah pada Maret 2020. Itu terjadi berkat meningkatnya permintaan akan sarung tangan sebagai alat pelindung diri sejak pandemi virus corona.
Meledaknya permintaan akan sarung tangan memang sangat luar biasa. Tapi pelaku industri di sektor tersebut musti waspada, sebab ada tanda-tanda peningkatan pesat tersebut dapat tiba-tiba berbalik arah, terutama seiring kemajuan penelitian untuk pengobatan dan vaksin Covid-19.
Seperti dilansir The Straits Times, kinerja saham perusahaan sarung tangan terpukul pekan lalu setelah Presiden Rusia menyatakan negaranya telah menemukan vaksin Covid-19 pertama di dunia. Saham Riverstone seketika merosot 13 persen dalam pekan terburuknya sejak Maret 2020.
"Meski vaksin mungkin tidak menyurutkan permintaan untuk produk sarung tangan, namun para investor memilih jalan aman menjual sahamnya guna mengantisipasi adanya penurunan kasus positif Covid-19 pasca ditemukannya vaksin," jelas analis RHB Research Institute Alan Lim.
Situasi berdampak pada Malaysia, yang memasok 65 persen produk sarung tangan karet dunia. Padahal, Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas setempat sempat memperkirakan, jumlah ekspornya tahun ini akan meningkat 45 persen.
Masuk Perusahaan Paling Bernilai
Merujuk data Bloomberg Billionaires Index, dua perusahaan sarung tangan yakni Top Glove dan Hartalega Holdings kini masuk dalam 5 perusahaan paling bernilai pada indeks acuan ekuitas di Malaysia. Saham mereka melonjak lebih dari 192 persen tahun ini, sekaligus mengangkat kekayaan bersih miliarder pendirinya.
Lonjakan pesat tersebut berbanding terbalik dengan ekonomi negara yang justru mengalami kontraksi parah. Kondisi ini memperburuk ketimpangan yang semakin meluas.
Konsultan Knight Frank memperkirakan, penciptaan kekayaan di Malaysia merupakan yang tercepat ke-10 di dunia. Dengan begitu, diproyeksikan jumlah miliarder Negeri Jiran dengan kekayaan lebih dari USD 30 juta akan membengkak hingga 35 persen.
Kebangkitan industri sarung tangan di pasar global telah menciptakan kebutuhan besar akan pekerja asing, namun turut menimbulkan kontroversi. Amerika Serikat beberapa bulan lalu melarang impor produk dari Top Glove dengan alasan adanya bukti kerja paksa di sana.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSetiap sel sarang lebah juga mengandung madu murni yang belum mengalami campur tangan manusia saat proses pengambilan dan pengolahan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnya