Musim hujan menggila, produk hortikultura rusak
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan mencatat komoditas yang paling merana akibat hujan deras beberapa hari terakhir adalah hortikultura. Tidak sedikit pengiriman buah dan sayur seperti jeruk, kol, maupun semangka di pelbagai wilayah Tanah Air terganggu karena produk terlanjur rusak.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan asosiasi pengusaha hortikultura sudah menghubunginya terkait gangguan itu. Jumlah sayur dan buah yang rusak mulai masuk ke tahap mengkhawatirkan, mencapai 20 persen dari produksi nasional.
"Beberapa bahan pokok seperti hortikultura tingkat kerusakannya tinggi, baik karena hujan (di lahan) maupun kebasahan (saat distribusi). Ada yang mengatakan sampai 20 persen lebih tinggi tingkat kerusakannya," kata Bayu di Four Season, Jakarta Selatan, Kamis (17/1).
Dari sisi harga, Bayu menyatakan belum ada laporan kenaikan signifikan. "Dilihat dari data inflasi masih sedikit kenaikan harga," ungkapnya.
Selain hortikultura, bahan pokok seperti gandum, beras, minyak goreng, serta makanan dan minuman olahan masih aman. Sebab pedagang sudah menyimpang stok sejak akhir tahun lalu. "Rata-rata stok mereka tiga minggu sampai satu bulan," cetusnya.
Hanya saja, guru besar agrobisnis asal IPB ini khawatir bila hujan lebat berujung banjir berlangsung lebih lama ada kemungkinan kenaikan harga benar-benar terjadi. "Kalau (hujan lebat dan banjir) berlangsung lebih lama memang mengkhawatirkan," kata Bayu.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi mengakui 3 lokasi arus mudik lebaran menjadi yang paling menantang untuk diselesaikan.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Provinsi Hainan harus memperluas rantai industrinya untuk meningkatkan nilai produk durian dan mengembangkan merek lokal.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPerusahaan sempat mengalami kerusakan mesin yang mengakibatkan penurunan produksi klinker hampir 10 persen, sehingga menyebabkan kerugian.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, risiko terkena diare meningkat karena kelembaban udara yang tinggi dan penurunan daya tahan tubuh.
Baca SelengkapnyaDia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca Selengkapnya