Modus kejahatan perbankan makin bervariasi
Merdeka.com - Maraknya kasus kejahatan di sektor perbankan semakin meresahkan masyarakat. Meski dinilai masih relatif rendah dibanding negara lain, Bank Indonesia (BI) harus memperkuat sistem pengamanan transaksi keuangan dari potensi tindak pidana.
Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni Panggabean mengatakan koordinasi dan kerja sama dengan Polri diperlukan untuk mempersempit ruang kejahatan pada sistem pembayaran.
"Kasus kejahatan di bidang sistem pembayaran saat ini tercatat masih relatif rendah dibanding negara lain namun memiliki modus semakin bervariasi," ujar dia dalam seminar di Jakarta, Selasa (28/4).
Beberapa tindak kejahatan dalam sistem pembayaran antara lain skiming, phising dan malware. Skiming adalah tindakan mencuri data nasabah dengan memasang alat perekam data, umumnya dilakukan pada mesin EDC dan ATM.
Sementara phising merupakan tindakan ilegal untuk memperoleh informasi seperti user id, password, detik kartu dan lainnya. Sedangkan malware, kejahatan dengan menggunakan software.
"Bank Indonesia terus-menerus melakukan berbagai kebijakan untuk meminimalisir risiko terjadinya tindakan kejahatan perbankan (fraud)," janjinya.
Berdasarkan data yang dimiliki BI, sejak 2012 hingga saat ini, jika dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia menempati posisi terendah untuk tindak kejahatan perbankan. Kejahatan perbankan menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) hanya 0,0008 persen dari total nominal transaksi selama 2014 hingga Februari 2015.
"Meskipun relatif kecil, Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan transaksi dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap instrumen APMK," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca Selengkapnya