Minyak dunia naik, Pertamina belum naikkan harga Pertamax
Merdeka.com - Harga minyak dunia mengalami kenaikan menyusul keputusan beberapa perusahaan mengurangi investasinya akibat penurunan tajam harga minyak mentah beberapa waktu lalu.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik USD 2,37 menjadi ditutup pada USD 51,21 per barel di New York Mercantile Exchange.
Otomatis harga BBM di Indonesia bakal mengalami perubahan. Dengan kebijakan mencabut subsidi premium alias melepas harga ke pasar, harga premium akan fluktuatif mengikuti tren pergerakan minyak dunia. Namun pemerintah belum memutuskan besaran perubahan harga premium. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku masih akan mengkaji penetapan penyesuaian harga BBM.
PT Pertamina (Persero) sendiri masih mengevaluasi harga BBM jenis Pertamax untuk perubahan harga di pertengahan Februari. Sejauh ini, harga Pertamax masih tetap Rp 8.000 per liter dan belum mengalami perubahan.
"Masih dievaluasi karena harga crude sekarang sudah naik ke USD 57 per barel dan kurs Rp 12.800 per dolar," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (13/1).
Terkait penjualan Pertamax, Bambang menyebut trennya tetap stabil dan belum menunjukkan kenaikan signifikan. Justru konsumsi BBM jenis Premium mengalami penurunan.
Sementara itu, Vice President Fuel Marketing Pertamina Muhammad Iskandar mengatakan, usai harga Pertamax mengalami penurunan ke titik Rp 8.000 per liter, konsumsi Pertamax mencapai 6.000 kl.
"Sebelumnya 2.000 kl, sempat naik jadi 6.000-an. Sekarang stabil," singkat Iskandar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaKenaikan penyaluran untuk BBM gasoline di Nataru 2023/2024 mengalami kenaikan hingga 4,6 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaLonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca Selengkapnya