Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Miliki Stok Beras 18,5 Juta Ton di Awal 2021, Pemerintah Klaim Siap Hadapi La Nina

Miliki Stok Beras 18,5 Juta Ton di Awal 2021, Pemerintah Klaim Siap Hadapi La Nina Mentan Syahrul Yasin Limpo. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan pemerintah berupaya menjadikan Indonesia aman dari krisis pangan pada akhir 2020 hingga 2021 mendatang. Oleh karenanya, pemerintah kini tengah fokus pada penyediaan beras.

"Tahun 2020 ini stok awal (beras) kita start 5,9 juta ton. Produksi beras dari Januari ke Desember, Insya Allah ini sudah bulan ke-11, ada 31 juta ton," jelas Menteri Syahrul dalam sesi teleconference, Rabu (18/11).

Menurut perhitungannya, total konsumsi beras dari stok yang ada hingga November 2020 ini sekitar 20 juta ton. Secara proyeksi, masih tersedia sekitar 6-7 ton saat memasuki tahun depan.

"Jadi sebanyak 273 juta orang Indonesia Insya Allah aman dari ancaman kekeringan dan lain-lain," ujar Mentan Syahrul.

Pada 2021 mendatang, dia menyampaikan, Indonesia diproyeksi akan menghadapi tantangan La Nina pada awal tahun. Oleh karenanya, Mentan Syahrul menuturkan, pemerintah telah mempersiapkan 8 juta ha lahan untuk dilakukan percepatan tanam untuk mengejar musim tanam tahun depan.

"Meski ada ancaman La Nina, tapi ada konsep hadapinya. Sebanyak 18,5 juta ton beras siap untuk Januari-Juni 2021," paparnya.

Mentan Syahrul mengutarakan, dengan adanya stok beras 18,5 juta ton ditambah carry over sekitar 7 juta ton, maka angka konsumsi kurang lebih diperkirakan sekitar 15 juta. Sehingga stok pada Juni 2021 masih tersedia 9 juta ton.

"Oleh karena itu, berangkat lagi dari kondisi ini, sampai Juni mudah-mudahan tidak La Nina. La Nina tidak lebih dari 2 persen dari stok yang ada. Kita sudah buat sampai 4 persen, masih ada stok hadapi itu," pungkasnya.

Antisipasi Dampak La Nina, Jokowi Minta Tak Ada Alih Fungsi Lahan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta lembaganya mengantisipasi dampak La Nina. Salah satu hal yang harus dilakukan meniadakan alih fungsi lahan.

"Tadi Bapak Presiden mengingatkan tentang pentingnya masalah lahan. Tidak boleh ada alih fungsi lahan," ujarnya melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (13/10).

Namun, kata Doni, ketika terjadi alih fungsi lahan maka segera tanami dengan tanaman yang memiliki kemampuan mengikat partikel tanah sangat kuat. Tak hanya alih fungsi lahan, Jokowi juga mengingatkan soal penambangan liar atau illegal mining untuk mengantisipasi dampak La Nina.

"Presiden juga mengingatkan tentang illegal mining sebagaimana yang terjadi pada awal tahun 2020 ini di daerah Banten," jelasnya.

Penambangan liar di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) perbatasan Bogor, Jawa Barat dan kabupaten Lebak, Banten mengakibatkan banjir dan longsor pada awal Januari lalu. Puluhan orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), La Nina terjadi mulai saat ini hingga Februari atau Maret mendatang. La Nina merupakan fenomena alam yang menyebabkan curah hujan di suatu kawasan turun secara berlebihan.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Stok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Stok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.

Baca Selengkapnya
Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Mentan menyebut ketersediaan pangan saat ini dalam kondisi yang aman.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret

Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret

Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Direksi Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok LPG Cukup Selama Lebaran

Direksi Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok LPG Cukup Selama Lebaran

Pertamina Patra Niaga telah menambah pasokan LPG 3 kg sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.

Baca Selengkapnya
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.

Baca Selengkapnya