Meski Penghasil Terbesar Dunia, Kopi Impor Masih Banjiri Indonesia
Merdeka.com - Indonesia disebut-sebut sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Dengan kondisi tersebut, produk biji kopi dan kopi olahan Indonesia begitu melimpah. Namun ternyata, jaringan bisnis makanan dan minuman masih mengandalkan pasokan kopi impor sebagai bahan bakunya.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih menyatakan, ada beberapa alasan kenapa produk kopi impor masih menjadi pilihan.
"Pertama, harga. Di kalangan pengusaha, harga yang utama. Yang kedua, kualitas. Kopi impor itu kualitasnya sangat konsisten," kata Gati dalam diskusi daring, Kamis (23/4).
Adapun, pertumbuhan kedai kopi di Indonesia sangat pesat. Pada 2016, kedai kopi di Indonesia masih berkisar 1.000 kedai saja, namun jumlahnya meningkat menjadi kurang lebih 2.950 kedai pada Agustus 2019.
Hal ini membuktikan industri kopi Indonesia yang sangat menjanjikan. Namun jika bahan bakunya masih impor, tentu tidak akan ada nilai tambah yang bisa dibanggakan.
Upaya Pemerintah Jadikan Kopi Lokal Pilihan Pertama
Gati melanjutkan, ini memang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah khususnya Kemenperin dalam memastikan industri berkembang dengan baik. Sebagai langkah awal, pemerintah harus memberi pelatihan dan standardisasi bagi pekerja di industri kopi untuk menyamakan kualitas kopi lokal.
"Supply chain ini yang harus diatur. Caranya gimana, dengan memberikan pelatihan, lalu standardisasi supaya rasa kopinya nggak berubah-ubah, konsisten," kata Gati.
Setelah semua pekerja industri kopi punya standar pengolahan kopi yang sama, maka merekalah yang akan didorong untuk menyuplai ke kedai-kedai kopi, sehingga penggunaan kopi lokal akan berkembang.
Lanjut Gati, selain itu industri kopi dituntut untuk terus berpikir kreatif dan adaptif bahkan di tengah krisis yang tidak pasti, seperti kondisi saat ini. "Nah, industri kopi juga harus tetap kreatif dan adaptif sehingga bisnis tetap berjalan dan berkembang dengan baik," paparnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Area Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya
Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jarang Diketahui, Ternyata Pabrik Kopi Tertua di Semarang ini Salah Satu Pemasok Terbesar di Dunia
Potret pabrik kopi yang pernah jadi eksportir terbesar di dunia ternyata ada di Semarang.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaMinum Kopi Bisa Picu Munculnya Bau Mulut, Begini Cara Menghilangkannya
Usai minum kopi, mulut kita kerap mengalami rasa kering serta munculnya bau mulut yang sangat khas. Bagaimana cara menghilangkannya?
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaTuai Pujian, Begini Sikap Prabowo Saat Minum Kopi Waktu Kampanye di Medan 'Adabnya Luar Biasa'
Begini sikap Prabowo Subianto saat minum kopi di tengah kampanye di Medan.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya