Meski Harganya Tinggi, Stok Beras di Pasar Dipastikan Masih Aman
Merdeka.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tak menampik bahwa harga beras di pasaran kini sedang tinggi. Namun, dia memastikan bahwa stok beras di pasaran tetap aman.
"Tapi sebenarnya stok beras di pasaran masih banyak. Buktinya kita suplai ke pasar-pasar masih ditolak karena dia masih kelebihan stok," ungkap dia di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2).
"Jadi kalau demikian berarti kan berasnya aman. Karena yang ada di pasar masih banyak," tegasnya.
Saat ditanya mengapa harga jual beras tetap mahal, dia beralasan itu lantaran harga gabah simpanan yang memang tinggi. Sebagai langkah antisipasi, Bulog dikatakannya bakal mengintervensi hal tersebut.
"Nah itu karena harga gabah yang disimpan sudah mahal. Karena itu harga gabah yang lalu sekarang dijual lebih tinggi. Harga dasar gabahnya sudah naik, tapi Bulog masih harus intervensi," kata dia.
Namun, dia menyangkal isu bahwa pemerintah bakal mengimpor beras. Dia menegaskan bahwa produksi beras di Indonesia masih surplus, sehingga tak akan mendatangkan beras impor pada tahun ini.
"Sekarang kita enggak pernah impor beras. Insya Allah tahun ini tidak akan impor, bahkan kita bisa ekspor. Itu bukti bahwa kita surplus. Ini untuk kebanggaan kita, petani kita," tandasnya.
Serap Beras Minimal 1,7 Juta Ton Saat Panen Raya
Budi menargetkan dapat menyerap beras maksimal sebesar 1,7 juta ton pada musim panen raya padi pertama yang diprediksi terjadi pada Maret-April 2020 mendatang. Awalnya, dia memproyeksikan serapan hingga 2,7 juta ton. Namun dia buka kemungkinan penyerapan bisa di atas 2 juta ton, jika Bulog mengeluarkan cadangan beras mereka.
"Ya diinginkan 2,7 (juta ton). Tapi kan saya menghitung riil dengan kemampuan. Kalau ini enggak terserap, artinya enggak bisa keluarkan beras yang ada di kita, maka kita minimal (serap) 1,7 juta ton," ungkapnya.
"Tapi kalau bisa keluarkan beras kita yang 1,7 juta ton, kalau keluar 1 juta ton saja, ya saya bisa serap di atas 2 juta ton," imbuhnya.
Budi menyebutkan, Bulog saat ini memiliki sisa stok beras sebanyak 1,7 juta ton. Jumlah tersebut belum banyak berkurang, dan baru akan dikeluarkan bertahap untuk diekspor ke Arab Saudi.
"Sekarang bertahap saya sudah mulai ekspor ke arab. Ekspornya sekarang ini baru 500 ton awal. Untuk awal ini sudah beras packaging, beras renceng yang diminta untuk ukuran 1 kg dan 5 kg," bebernya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cek Pasar Wonogiri, Jokowi Akui Harga Beras Naik
Menurut Jokowi, harga sejumlah bahan pokok di pasar tersebut masih dalam kondisi yang baik. Namun, diakuinya harga beras naik.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaCek Beras di Pasar Induk Cipinang, Jokowi Klaim Stok Melimpah
"Hingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada tersedia, jumlahnya cukup dan saya melihat melimpah," sambungnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaSoal Harga Beras, Jokowi: Jangan Tanya Saya, Lihat Saja Langsung di Lapangan Sudah Turun
Jokowi meminta agar dicek langsung di Pasar Induk bagaimana kondisi harga beras saat ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Pastikan Stok Beras Aman saat Ramadan
Harga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaJokowi Klaim Harga Beras Turun: Coba Cek di Pasar
"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Cek Stok Beras di Pasar Johar Karawang, Pasokan Sudah Mendekati Normal
Tambahan pasokan dari beras SPHP sebesar 300 ton perhari membuat pasokan beras di Karawang sudah mendekati pasokan normal.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnya