Merdeka.com - Saat ini mata dunia sedang tertuju pada kisruh di Mesir. Dampaknya ke berbagai sektor. Termasuk perekonomian. Salah satu yang dikhawatirkan adalah harga minyak dunia. Sebab, jalur utama pendistribusian minyak dunia terletak di terusan Suez.

Analis Tambang Reliance Securities, Wilson Sofan menilai kondisi geopolitik di Mesir tidak terlalu berpengaruh terhadap bursa sektor migas lokal. Alasannya, harga minyak meskipun sekarang mengalami kenaikan tidak berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan minyak.

"Saat ini kan harga minyak USD 106- 107 per barel, ini kan tinggi namun harganya saja yang naik meskipun secara fundamental berpengaruh," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (19/8),

Wilson menambahkan, naiknya harga minyak membuat psikologis konsumen beralih ke energi lainnya. Salah satunya adalah batu bara yang harganya mulai naik karena banyak diburu.

"Batu bara mengindikasikan kenaikan, sehingga mempengaruhi sentimen pasar. Tapi biasanya kenaikan batu bara ini hanya di musim dingin saja dan di musim lainnya pergerakannya datar-datar saja," jelas dia.

Sebagai gambaran, setiap hari, 2,5 juta barel atau sekitar 2,7 persen pasokan minyak mentah didistribusikan melalui terusan Suez. Kerusuhan mesir juga sedikt menimbulkan kekhawatiran yang pada akhirnya harga kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 13 sen menjadi USD 107,46/barel di New York Mercantile Exchange.