Menteri Yuddy: Presiden Jokowi lebih demokratis dari Barack Obama
Merdeka.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi menyebut Presiden Joko Widodo sangat demokratis, bahkan melebihi Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Hal ini bisa terlihat dari cara Jokowi mencari menteri dan mengangkat bawahannya.
Menurut Yuddy, pengangkatan menteri di pemerintahan Jokowi tidak dilakukan secara subjektif atas penilaian presiden. Namun, pengangkatan menteri dilakukan dengan meminta pendapat banyak pihak dan bukan hanya pihak pendukung atau kepentingan kolektif.
"Karakteristik integritas lebih kuat dari sebelumnya. Menteri menteri masuk pemerintahan Jokowi dipilih tidak karena subjektif presiden, tidak semata mata bergabungnya karena kepentingan kolektif politik pendukung. Ini melibatkan aspirasi luas seperti KPK, PPATK, LSM, relawan dan banyak lainnya," ucap Yuddy ketika berkunjung ke redaksi merdeka.com di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menteri Yuddy menyebut belum ada satu negara pun di dunia ini melakukan hal yang dilakukan Jokowi. Amerika yang notabennya negara demokrasi tidak melakukan hal ini dalam memilih pejabatnya.
"Sejarah negara manapun tidak ada seperti ini. Amerika saja kalau engga suka ya ribut, nanti senat menolak baru dia ganti. Rakyat mau ribut Obama cuek aja. Jokowi sangat demokratis, tidak bisa menentukan menteri sendiri," katanya.
Yuddy mengakui banyak nama calon menteri yang gugur ketika masa pemilihan dulu. Hal ini semata mata karena kebijakan Jokowi yang tidak mau menentukan sendiri siapa saja yang bakal jadi pembantunya.
Demokratisnya Jokowi, menurut Yuddy, juga bisa dilihat dari polemik pemilihan Kapolri beberapa waktu lalu. Karena mendengarkan aspirasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jokowi akhirnya membatalkan pelantikan Budi Gunawan yang merupakan calon Kapolri tunggal saat itu.
"Kalau saya Presiden Jokowi, BG (Budi Gunawan) pasti saya lantik. Kalau diterabas apa sih risikonya, risiko politik tidak ada, paling ditinggal sebagian pendukungnya. Lagian masyarakat kita pemaaf. Mereka akan lupakan suatu buruk apabila kita balas baik di kemudian hari," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Sentil Politisi soal Julukan 'Pak Lurah': Saya Bukan Lurah, Saya Presiden RI
Jokowi mengaku tidak tahu siapa yang disebut 'Pak Lurah' oleh politisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Akui Butuh Nyali Besar Jadikan Indonesia Negara Maju: Kadang Saya Malah Dibully
Jokowi mengungkapkan tidak mudah mewujudkan generasi Indonesia emas pada 2045 mendatang.
Baca SelengkapnyaJokowi Anggap Petisi UGM dan UII Bagian Demokrasi: Setiap Orang Boleh Berpendapat
Jokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaJokowi: 280 Juta Penduduk Harus Makan Semuanya
Presiden bercerita tentang banyak negara kesulitan beras karena perubahan iklim
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaJawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaPesan SBY untuk AHY: Kesempatan Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi
SBY meminta AHY untuk bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan pemimpin lintas sektor.
Baca Selengkapnya