Menteri Teten Ajak Pengusaha UMKM Inovatif dan Tangkap Peluang di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk inovatif dalam berusaha dan menangkap peluang yang ada di tengah pandemi Covid-19.
"Dalam masa pandemi, salah satu strategi yang paling penting adalah inovasi produk, inovasi usaha. Untuk menangkap peluang market yang ada, digitalisasi sangat penting di masa ini, agar UKM dapat menguasai pasar dalam negeri," kata Teten Masduki dalam acara Webinar Unpad dengan tema Strategi Survival di Masa Pandemi Covid-19 - Upaya Adaptasi UMK, Jumat (15/5).
Menteri Teten mengatakan, para pelaku UMKM di masa ini harus melakukan strategi inovasi agar usahanya efisien, sekaligus melihat peluang-peluang baru. Jika hal itu dikombinasikan dengan kerja sama antar berbagai pemangku kepentingan, maka dia yakin permintaan terhadap produk UMKM lokal akan naik secara signifikan.
"Saya juga memperkirakan, dengan adanya program bantuan sosial yang begitu beragam sampai September, daya beli masyarakat akan terkerek naik," ujarnya.
Terlebih jika diintegrasikan dengan program sembako murah, sehingga dia meyakini daya beli masyarakat tidak akan tergerus.
"Presiden memberikan instruksi, prioritaskan belanja dari UMKM, dari Rp110 hingga Rp300 triliun bisa dibelanjakan untuk produk-produk UMKM. Kami bekerja sama dengan LKPP, ada e-katalog untuk produk UMKM; kami juga meminta bantuan inkubator Unpad untuk dibantu dalam hal standardisasi, sehingga pengadaan tidak harus melalui tender,” katanya.
Gandeng Platform Online
Menurut Menteri Teten, pihaknya bekerja sama dengan platform daring Hukumonline dan Justika untuk memberikan pendampingan hukum secara gratis.
"Bisa dilihat di website kami, kami bekerja sama sama dengan pengacara, untuk membantu UMKM yang menemui berbagai permasalahan selama menjalankan usahanya," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengajak para pelaku UMKM untuk tetap berinovasi dan tetap semangat, karena kini saatnya untuk saling menebar kesetiakawanan sosial dan mewujudkan usaha di masa sulit ini.
Teten memahami bahwa UMKM merupakan sektor yang paling pertama terdampak oleh pandemi Covid-19, namun pemerintah telah menerapkan sejumlah kebijakan dan stimulus agar usaha tetap berjalan, sekaligus tetap menjaga daya beli masyarakat.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
26 UMKM Binaan BUMN Semen Pamer Produk di Perayaan Natal BUMN, Ini Daftarnya
Erick Thohir menyebut, pelaku UMKM di Indonesia sangat membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.
Baca SelengkapnyaKemenkop UKM dan KPPU Sepakat Dorong Pelaku UMKM Masuk Rantai Pasok Industri Besar
Teten bilang, selama ini kemitraan antara pelaku UMKM dengan produsen besar masih bersifat kegiatan sosial saja.
Baca SelengkapnyaTelkom Semakin Mudahkan UMKM Jangkau Pasar B2B
PaDi UMKM hadirkan sistem pembayaran yang efisien untuk transaksi yang lebih mudah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Kementerian PUPR Menyiapkan Pemimpin Masa Depan
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya dari Kementerian PUPR meningkatkan kapasitas SDM.
Baca SelengkapnyaKondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri
Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaDorong Pelaku UMKM Tembus Pasar Internasional, Perbankan Ciptakan Wadah untuk Menetaskan Bisnis Potensial
Pelaku UMKM diharapkan bukan saja maju di bidang bisnis, tapi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaStrategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemenkop UKM Revitalisasi Pasar Kareka Nduku Selatan untuk Penuhi Kebutuhan Masyarakat Sumba Barat
Kemenkop UKM meresmikan Pasar Kareka Nduku Selatan di Kabupaten Sumba Barat.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten Sebut UMKM Mebel Sulit Beralih Jadi Bisnis Ramah Lingkungan, Ini Alasannya
Memang kontribusi sektor kriya memang tidak sebesar subsektor kuliner atau fesyen tapi masih berpotensi untuk pertumbuhan.
Baca Selengkapnya