Menteri Susi minta pengusaha rumput laut bangun gudang tiap bulan
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berencana akan membangun delapan pabrik pengelolaan rumput laut dan sepuluh gudang rumput laut pada 2016 mendatang. Nilai investasi dari keseluruhan diperkirakan sebesar Rp 240 miliar.
Tidak cukup itu saja, Susi juga meminta pengusaha budidaya rumput laut untuk membangun pabrik pengelolaan setiap bulannya. Hal ini perlu dilakukan karena Indonesia menguasai lebih dari 50 persen produk rumput laut hasil budidaya dunia.
"Persiapan bikin pabrik saya akan bantu, kami begitu kuat mau bikin surat larangan apapun itu. Tapi jangan sampai kita larang petani rumput lautnya tidak bisa jual, saya mau setiap bulan ada peresmian (pabrik pengelolaan rumput laut) bisa tidak? Mau tidak," ujarnya di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat (9/10).
Pertanyaan Susi pun langsung direspon oleh Ketua Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia, Psoeryanto. Dia mengakui, bahwa pihaknya belum dapat memenuhi permintaan mantan bos Susi Air tersebut. Ini dikarenakan banyak kendala untuk membangun sebuah pabrik pengelolaan rumput laut.
"Kalau setiap bulan kami belum bisa, tetapi ada salah satu anggota kami telah membangun pabrik (pengelolaan rumput laut) ke tiga sekitar Rp 50 miliar," ujar Psoeryanto.
Sementara itu, Direktur Jendral Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo menjelaskan untuk mendukung pengolahan hasil rumput laut di dalam negeri, pabrik dan gudang pengelolaan rumput laut akan dibangun di delapan daerah seperti di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Sumatera Utara.
"Yang di delapan itu ada di Pulowatu, Buton, Kupang, Lombok, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jabodetabek, Wilayah NTB, dan Medan. Status tanah akan clear dan clean pada Desember ini, kita punya waktu sebulan ke depan," jelas dia.
Nantinya gudang dan pabrik tersebut akan dibangun berdekatan dengan sentra budidaya rumput laut. Hal ini bertujuan untuk memangkas ongkos logistik dari area penghasil rumput laut ke gudang dan pabrik pengolahan.
"Selama ini kan penghasil di NTB, pengolahannya di Jawa, maka mahal ongkosnya. Untuk pengembangan tahun berikutnya, kita lihat perkembangan ke depan. Kita harus pastikan ke depan jangan sampai ada idle capacity dari fasilitas-fasilitas yang kita bangun itu," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaPunya Segudang Manfaat, Benarkah Rumput Laut Ampuh Tangkal Darah Tinggi?
Ternyata, rumput laut yang kerap dijumpai dalam bentuk olahan nori atau sebagai campuran es memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh yang tak terduga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaTertinggi di Asia Tenggara, Intip Fakta Menarik Danau Gunung Tujuh di Jambi
Danau ini spesial karena letaknya yang berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut hingga membuatnya jadi danau tertinggi di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaLusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaPengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia
Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya