Menteri perdagangan sebut paradigma swasembada salah parkir
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai tuntutan beberapa kalangan agar pemerintah mengupayakan swasembada pangan, salah sasaran. Dia menilai, hal yang penting dilakukan justru menjadikan Indonesia sebagai eksportir efisien.
Menurut Gita, dengan menjadi eksportir efisien, artinya Indonesia tidak mengharamkan impor di waktu pasokan kosong. Di sisi lain, saat produksi dalam negeri melimpah, kelebihannya dapat dijual ke luar negeri.
"Paradigma swasembada itu salah parkir, kita harus berparadigma eksportir paling efisien. Sebab istilah ini otomatis sudah mengandung kapasitas swasembada," ujar Gita di kantornya, Jumat (19/7).
Mengupayakan swasembada, menurut Gita, juga percuma ketika daya saing produk nasional tidak mumpuni. Sebab, saat ini Indonesia memasuki era perdagangan bebas. Komoditas pangan, maupun produk-produk lain dari luar negeri siap mencaplok pasar domestik setiap saat.
"Kalau kita tidak bisa bersaing dengan kawan-kawan di Singapura, Amerika, Eropa, mutlak kita tidak bisa melakukan swasembada," cetusnya.
Saat ini, Indonesia merupakan kekuatan ekonomi dunia urutan 17. Gita percaya, 20 tahun mendatang, perekonomian nasional akan semakin berkembang. Sejalan dengan itu, serbuan produk impor akan semakin tidak tertahankan.
Gita mengklaim ingin fokus memperkuat daya saing nasional dan menjaga agar produk impor yang merugikan konsumen dapat berkurang.
"Insya Allah kita akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 7 di 2032, itu ambisi kita ke depan. Yang perlu dikedepankan adalah peningkatan pasar ekspor, peningkatan pasar dalam negeri, dan peningkatan daya saing kita. Serta peningkatan perlindungan konsumen harus diprioritaskan," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand
Impor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaKunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaWNI di Jepang Ceritakan Detik-Detik Terjadinya Gempa Dahsyat Magnitudo 7,4
Seorang WNI di Jepang menceritakan usai guncangan gempa, transportasi umum dihentikan
Baca Selengkapnya