Menteri Luhut Sebut Kondisi Indonesia Saat Ini Jauh Lebih Baik Dibanding Negara Lain
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Pada kuartal II-2020 perekonomian Indonesia bakal terkontraksi hingga negatif 3,8 persen.
Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kondisi Indonesia masih lebih baik dari negara lain yang juga mengalami resesi.
"Saya pikir kalau dibandingkan negara-negara lain," kata Luhut dalam Rapat Kerja di Badan Anggaran di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/6).
Luhut mengaku sudah berkali-kali berbicara tentang kondisi Indonesia di forum internasional seperti di World Bank. Dalam forum tersebut sebagai negara pasar berkembang (emerging market) Indonesia masih dianggap yang terbaik.
"Komentar dari World Bank kemarin, di antara emerging market itu Indonesia masih dianggap yang terbaik, baik makro maupun mikro, itu statement dari Ibu Victoria," tutur Luhut.
Ini terjadi berkat Indonesia berhasil menjaga keseimbangan investasi dengan berbagai negara. Terutama dengan negara di Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan China. "Saya kira hubungan dengan tiga negara ini sangat baik. Kita harus memelihara balance power antara Timur Tengah, China dan Amerika Serikat" kata Luhut.
Tak Bisa Abaikan China
Saat ini, investasi dari Abu Dhabi yang masuk ke Indonesia sebesar USD 20 miliar. Ini merupakan pertama kalinya Abu Dhabi menanamkan modalnya di Indonesia.
Kerja sama dengan China juga harus ditingkatkan. Sebab China menguasai perekonomian dunia hingga 18 persen.
"Kadang kita nyinyir liat China, tapi China itu 18 persen mengontrol ekonomi dunia, suka tidak suka kita enggak bisa ignore keberadaan dia," kata Luhut.
Begitu pun dengan Amerika Serikat yang menjadi lawan sengit China. Indonesia tetap menjalin kerja sama dengan cara memelihara hubungan baik dengan kedua negara tersebut.
"Kita harus memelihara dalam soft power antara bagaimana kita berhubungan dengan Timur Tengah, bagaimana dengan China, dan bagaimana dengan Amerika Serikat," kata Luhut mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaMenteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim
Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca Selengkapnya