Merdeka.com - Inflasi Juli lalu yang menembus 3,29 persen, tercatat sebagai yang tertinggi sepanjang semester I tahun ini. Inflasi tahun kalender mencapai 6,75 persen. Padahal, target inflasi pemerintah sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 sebesar 7,2 persen.

Menteri Keuangan mengatakan tingginya inflasi pada bulan Juli tersebut membuat pemerintah pesimis bisa menjaga inflasi tidak terlalu tinggi. "Saya kira yang musti diperhatikan itu soal inflasi. Memang di Juli lebih tinggi dari perkiraan kita. Perkiraan kita 2,8 persen tetapi realisasinya mencapai 3,29 persen," ujar dia di Jakarta, Jumat (9/8).

Chatib memperkirakan inflasi pada bulan Agustus akan lebih rendah dibanding inflasi yang terjadi pada bulan Juli. Kemudian, bulan September inflasi akan kembali normal. Bahkan, pada bulan Oktober, dia memperkirakan akan terjadi deflasi.

Prediksinya, inflasi bakal terdongkrak cukup signifikan. "Sekarang makanan sudah sampai pasokan impornya, mudahan-mudahan Oktobernya deflasi. 7,2 persen inflasi sulit dikejar, mungkin mendekati 8 persen," katanya.

Meski diprediksi mencapai 8 persen, Chatib menyebut tidak terlalu tinggi. Dia membandingkan dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada 2008 lalu yang inflasi tahunannya mencapai 10 persen. Dia optimis inflasi tahun ini masih akan berada di bawah 10 persen.

"Tetapi kalau kita liat inflasi akibat kenaikan bbm pada tahun 2008 itu bisa sampai 10 persen. Saya optimis dibawah 10 persen," jelasnya.