Menteri ESDM: Indonesia Punya Potensi EBT 417 Giga Watt, Baru Dimanfaatkan 2,5 Persen
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut bahwa potensi energi baru terbarukan (EBT) Indonesia mencapai 417,8 giga watt (GW). Namun demikian, pemanfaatannya masih sangat sedikit, yaitu baru 10,4 GW atau sekitar 2,5 persennya.
Potensi ini terdiri dari energi samudera, panas bumi, bioenergi, bayu (udara), hidro (air) dan surya (matahari).
"Terdiri dari ocean resources kita punya potensi hampir 18 GW (17,9 GW) tapi masih 0 persen, belum termanfaatkan. Kita masih bebefapa lokasi kita uji coba dulu untuk dihitung keekonomiannya," ujar Arifin dalam webinar Rakyat Merdeka dan SRE ITB, Senin (10/8).
Kemudian, potensi energi lain ialah panas bumi, yaitu sebesar 23,9 GW namun baru termanfaatkan 2.130 MegaWatt (MW) atau 8,9 persennya. Lalu bioenergi memiliki potensi 32,6 MW dan baru dimanfaatkan sebanyak 1.895,7 MW atau 5,8 persennya.
"Bioenergi ini sangat penting karena kalau nanti kita rasakan minyak habis, gas sedikit, bioenergi salah satu andalan kita. Minggu lalu saya saksikan peresmian pabrik Katalis di Bandung yang memproses sumber bioenergi untuk jadi bahan bakar," ujar Arifin.
Ada juga potensi energi angin sebesar 60,6 GW dan baru dipakai sebesar 154,3 MW atau 0,25 persennya, salah satunya terpasang di Sulawesi.
Potensi energi air juga cukup banyak, yakni 75 GW namun baru dimanfaatkan 6.078,4 MW atau 8,1 persen.
"Nah, yang terbesar ini adalah energi surya, itu di atas200 GW (207, 8 GW), yang baru termanfaatkan 150,2 MWp (Mega Watt peak) atau 0,07 persen dari total keseluruhan. Kita baru tahun ini launching 2 proyek yang di Jawa Barat satu, sekita 140 MW, dan di Bali 25 MW," katanya.
Pesebaran
Sementara untuk persebaran di Indonesia, potensi energi mikrohidro tersebar terutama di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Lalu potensi Surya paling banyak berada di Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Jawa Timur. Lalu, untuk potensi angin (lebih dari dari 6 m/s) terutama terdapat di NTT, Jawa Barat, Sulawesi Selatab, Maluku dan Jawa Timur.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ESDM: Transisi Energi Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Produk Indonesia di Mata Dunia
Program transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain
Baca SelengkapnyaIni Dia Empat Daerah di Indonesia Simpan Harta Karun Timah Paling Banyak
ESDM mencatat, total cadangan timah dunia sebanyak 4,74 juta ton logam pada 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaKonsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Kembali Gelar ISF 2024, Bawa 9 Topik Besar soal Transisi Energi hingga Ekonomi Biru
Indonesia Kembali Gelar ISF 2024, Bawa 9 Topik Besar soal Transisi Energi hingga Ekonomi Biru
Baca SelengkapnyaPertama di Indonesia, Ini Penampakan Canggihnya SPBU Hidrogen Hijau di Senayan
Perdana, Indonesia punya SBPU Hidrogen Hijau pertama untuk pengisian energi bagi kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaSPBU Hidrogen Pertamina Jadi Alternatif Energi Bersih Gantikan BBM
Keberadaan kendaraan berbahan bakar hidrogen tersebut dinilai bisa menjadi alternatif energi bersih selain baterai EV.
Baca SelengkapnyaOperasikan 431 Mesin Pembangkit, Daya Mampu Pasok PLN Indonesia Power Mencapai 14.839 MW
Kapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Begini Transformasi Industri Berbasis Teknologi Dilakukan Semen Indonesia Grup
Melalui TEMC, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara.
Baca SelengkapnyaAir Mata Bahagia Warga Perbatasan Timor Leste Dapat Sumur Bor hingga Lampu Solar Cell
Walaupun letaknya tidak jauh dari Atambua ibu kota Kabupaten Belu, namun dusun ini belum menikmati infrastruktur jalan, air bersih apalagi listrik.
Baca Selengkapnya