Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menperin 'paksa' Jepang relokasi pabrik ke Indonesia

Menperin 'paksa' Jepang relokasi pabrik ke Indonesia Pembangunan Pabrik. ©2012 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Pemerintah Jepang baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bakal menggugat aturan hilirisasi di Indonesia yang baru diterapkan awal tahun ini. Aturan hilirisasi dinilai menghambat industri Jepang di tanah air.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menanggapi santai rencana gugatan ini. Bahkan, pemerintah memaksa perusahaan-perusahaan Jepang merelokasi pabriknya ke Indonesia. Langkah ini diyakini sebagai solusi sekaligus jalan keluar dari aturan hilirisasi.

"Jalan keluarnya nanti Indonesia menjamin bahan bakunya, tapi Jepang relokasi industri ke Indonesia. Kalau engga semua ya sebagian. Hasil olahannya nanti bisa diekspor," ucap Hidayat di kantornya, Jakarta, Senin (24/2).

Hidayat menegaskan sikap Indonesia siap melawan Jepang di WTO. Jepang dipersilakan untuk membawa kasus ini ke WTO.

"Kita sudah siap. Kalau mau ke WTO silakan saja, sebelum itu pasti dia ke Indonesia dulu. Dia akan menghubungi kita kalau mendesak," tegasnya.

Sebelumnya, Jepang segera mengajak tim Indonesia bertemu di forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelum akhir bulan ini. Delegasi Negeri Matahari Terbit ingin memastikan mengapa Indonesia menerapkan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (minerba) yang membatasi ekspor bahan mentah.

Kebijakan ini membuat pasokan bahan baku industri baja dan stainless steel (baja tahan karat) di Jepang terganggu, seperti dilansir Japan Daily Press, kemarin (22/2).

"Pemerintah Jepang meyakini kebijakan Indonesia itu merupakan pelanggaran perjanjian WTO," seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI).

Pelarangan ekspor bahan mentah yang berlangsung mulai 12 Januari lalu, membikin harga nikel melonjak bagi pengusaha Jepang.

Negeri Sakura itu selama ini dikenal sebagai produsen stainless steel terbesar dunia. Sementara Indonesia memasok 40 persen kebutuhan nikel Jepang. Produsen baja di negara maju Benua Asia ini mengandalkan instalasi pengolahan (smelter) di dalam negeri, sehingga lebih suka mengimpor bahan mentah saja.

Di sisi lain Indonesia menerapkan kebijakan Minerba, karena ingin meningkatkan ekspor produk bernilai tambah. Selama ini, bahan tambang dari negara ini hanya dijual dalam bentuk gelondongan berupa gundukan tanah. Padahal di dalamnya belum hanya terdiri dari satu jenis saja.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menanggapi dingin niatan Jepang akhir pekan ini. Dia menganggap pemerintah Negeri Matahari Terbit hanya memandang persoalan dari perspektif pelaku industri mereka.

Sementara, Indonesia juga punya kepentingan sendiri untuk meningkatkan devisa secara berkelanjutan di masa mendatang.

"(Hilirisasi) kan amanat UU, jadi kalau dia minta konsultasi ya kita konsultasikan. Biarin saja deh kita pelajari sama-sama dulu," kata mantan Duta Besar RI untuk Jepang ini.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Jago Lihat Peluang, Kisah TKI Jepang Pulang ke Tulungagung Sukses Budidaya Ikan hingga Diekspor ke Negeri Sakura

Jago Lihat Peluang, Kisah TKI Jepang Pulang ke Tulungagung Sukses Budidaya Ikan hingga Diekspor ke Negeri Sakura

Tinggal di Jepang lebih dari 10 tahun membuka peluang bisnis yang bisa diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Acungi Jempol Untuk Produk Ibu Sri, Nasabah PNM Mekaar

Jokowi Acungi Jempol Untuk Produk Ibu Sri, Nasabah PNM Mekaar

Sri berharap produknya akan semakin besar dan dapat dijual di mana-mana.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Minta Alokasi Pupuk Subsidi Ditambah, Dirut Pupuk Indonesia Respons Begini

Presiden Jokowi Minta Alokasi Pupuk Subsidi Ditambah, Dirut Pupuk Indonesia Respons Begini

Perusahaan berkomitmen memenuhi tambahan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani.

Baca Selengkapnya
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Luas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura

Luas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura

Sejatinya penguasaan lahan oleh Prabowo berawal dari akuisisi sebuah pabrik kertas.

Baca Selengkapnya
Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya