Merdeka.com - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, jika terjadi kelebihan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, pihaknya berencana menggunakan anggaran belanja pemerintah yang tidak terserap untuk menutup kekurangan anggaran subsidi.

Agus Marto menyebutkan bahwa pemerintah akan menggunakan 5 persen dari dana belanja kementerian/lembaga (KL). Menurutnya, selama ini tingkat penyerapan anggaran tidak maksimal, sehingga bisa dimanfaatkan atau di alokasikan ke pos belanja lain yang mendesak.

"Kalau selama ini penyerapan ada di 88-90 persen. Kalau seandainya kita asumsikan lebih dari 90 persen kan masih ada ruang 5 persen lagi," ujar Menkeu saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Senin (23/4).

Jika dihitung secara nominal, anggaran KL sebesar 5 persen setara dengan Rp 26 triliun. Selain dari anggaran KL, pemerintah juga telah menyiapkan alokasi anggaran dari dana kompensasi BBM sebesar Rp 30,6 triliun. "Kita harapkan total (kuota) BBM bersubsidi tidak lebih dari 42 juta Kilo Liter," terangnya.

Untuk teknis pembayarannya sendiri, kata dia, jika kuota terlampaui akan dimasukan dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. Tentunya setelah dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Yang jelas, mantan Dirut Bank Mandiri ini menegaskan bahwa pemerintah tengah fokus melakukan pembatasan konsumsi agar kuota tidak terlewati. Salah satunya dengan program konversi gas. "Kurang lebih ada 9 inisiatif yang akan dijalankan. Jadi kita masih menunggu sampai semua exercise selesai, baru nanti kita lihat dampak pada keuangannya," jelasnya.