Menkeu klaim sudah siap jika Rupiah tertekan dolar AS
Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, nilai tukar Rupiah yang tercantum dalam RAPBN 2015 sebesar Rp 11.900 per USD sudah mempertimbangkan potensi bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga acuannya tahun depan.
"Asumsi yang dipakai dalam APBN itu Rp 11.900 memang sudah memperhitungkan bahwa ada kemungkinan The Fed akan menaikkan bunga, saya berharapnya di semester II, tetapi bukan tidak mungkin itu dilakukan di semester I," papar Chatib di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8).
Apabila The Fed menaikkan suku bunga acuannya pada semester I 2015, dikhawatirkan terjadi tekanan terhadap nilai tukar mata uang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Kalau itu yang terjadi (The Fed menaikkan suku bunga di Semester I-2015) maka akan ada pressure terhadap semua currency termasuk Rupiah, itu yang akan berpengaruh tentu kepada ekspor dan impor kita," jelas Chatib.
Meski nilai tukar Rupiah akan terdepresiasi, Chatib yakin kondisi tersebut akan berimbas baik terhadap aktivitas ekspor dan impor. "Dari sisi ekspor sebetulnya ini cukup baik karena ini akan membuat ekspor kita akan jadi lebih kompetitif. Dari impor, dia akan mengurangi," ungkap Chatib.
Secara keseluruhan, mantan kepala BKPM ini optimis neraca transaksi berjalan tahun depan bakal lebih baik dari tahun 2014. Terlebih lagi asumsi secara global bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian membaik tahun depan.
"Current account defisitnya di 2015 mudah-mudahan bisa lebih baik. Saya tidak mau pakai persen-persen karena tergantung kursnya, tapi saya percaya kok di bawah USD 24 miliar. Kemudian globalnya juga pertumbuhan ekonominya di 2015 akan sedikit lebih baik dibandingkan 2014, sehingga ekspor kita sedikit banyak akan terpengaruh," tutup Chatib.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaAwas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaImpor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya