Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenang Kerja Keras Habibie Bangun Industri Penerbangan Nasional

Mengenang Kerja Keras Habibie Bangun Industri Penerbangan Nasional BJ Habibie. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kabar duka datang dari keluarga Bacharuddin Jusuf Habibie. Presiden ketiga Republik Indonesia itu mengembuskan napas terakhir di RSAPD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Habibie meninggal di usia 83 tahun. Habibie sudah menjalani perawatan sejak 1 September lalu.

Semua berduka, Presiden Joko Widodo bahkan datang langsung ke RSPAD dan Pantauan di lokasi, Jokowi tiba pukul 18.20 WIB. Jokowi datang menggunakan kemeja putih. Jokowi beberapa kali memuji sosok Habibie.

Nama Habibie selama ini sangat lengket dengan industri penerbangan. Masyarakat Indonesia mengenal beliau sebagai orang Indonesia yang bisa membuat pesawat. Habibie memang jatuh bangun mengembangkan industri dirgantara nasional.

Habibie adalah orang yang meyakini bahwa industri penerbangan nasional bisa bersaing asalkan ada komitmen untuk mendukung produk yang dihasilkan. Komitmen untuk memajukan industri kedirgantaraan muncul sejak zaman proklamasi. Artinya, sudah lebih dari setengah abad. Habibie menceritakan, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul wawasan agar bangsa Indonesia bisa semakin mandiri, termasuk di bidang kedirgantaraan.

Hingga akhir hayat, Habibie masih menyatakan komitmennya untuk memajukan industri penerbangan nasional. Seperti pesannya saat lengser dari kursi Presiden Indonesia pada 1999 lalu.

"Saya sampaikan kepada pengganti saya, jangan korek-korek industri strategis. Karena itu wawasan implementasi dari seluruh bangsa Indonesia," kata Habibie waktu itu.

Habibie mengakui bahwa ide dan sosok yang getol membuat pesawat terbang di Indonesia bukan dia, Soekarno ataupun Soeharto. Tokoh yang pertama kali ingin mengembangkan pesawat terbang adalah Wiweko Soepono.

Dia berasal dari Angkatan Udara Indonesia. Wiweko juga ternyata sosok pendiri maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia. Wiweko kemudian diganti oleh Nurtanio yang mengerti dan memahami pentingnya teknologi angkatan bersenjata.

Setelah Nurtanio meninggal, Soekarno mengambil inisiatif untuk mengembangkan pesawat terbang. Akhirnya Soekarno mengangkat seseorang bernama Kurwet menjadi Menteri Komando Pelatih Pelaksana Pesawat Terbang.

Habibie memang bukan pemeran utama dalam pembangunan industri penerbangan nasional. Namun, dia juga punya peran strategis. Apa saja kisah Habibie dalam perjalanannya membangun industri penerbangan nasional? merdeka.com mencoba merangkum lima kisah Habibie dalam membangun industri penerbangan dalam negeri.

Belajar Keluar Negeri

Habibie menceritakan, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul wawasan agar bangsa Indonesia bisa semakin mandiri. Salah satunya dalam bidang kedirgantaraan.

"Januari 1950 langsung dipersiapkan dan dicetuskan proklamator bahwa akan mengirim putra putri terbaik Indonesia untuk belajar ke luar negeri di dua bidang yaitu membuat pesawat terbang atau kapal laut," katanya.

Habibie masuk gelombang ke-4 putra putri Indonesia yang mendapat kesempatan belajar ke luar negeri. Ide pembuatan pesawat ini langsung dicetuskan oleh Angkatan Udara yang berguna untuk menjaga kedaulatan bangsa.

"Gelombang pertama dikirim waktu itu Pak Habibie masih SMP kelas 3. Saya gelombang ke 4 tamat SMA tahun 1954. Pertama ambil inisiatif buat pesawat terbang adalah angkatan udara. Para proklamator langsung memikirkan penguasaan udara," ujarnya.

Bikin Pesawat 20 Kali Kecepatan Suara

Habibie pernah menceritakan pengalamannya dalam industri penerbangan. Pengalaman pertamanya itu diperoleh ketika dia tengah mengejar gelar doktor di Jerman. Ketika masih kuliah di Jerman dan tengah menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat mendapat gelar doktor, Habibie diharuskan membuat pesawat yang kecepatannya 20 kali kecepatan suara.

"Waktu saya mau selesaikan S-3, saya merancang pesawat terbang yang terbangnya 20 kali kecepatan suara. Seperti apa pesawatnya saya tidak bisa membayangkan tapi harus dikembangkan, kalau tidak, ya tidak dapat S-3," kata Habibie.

Bikin Airbus Dulu Baru N 250

Habibie bercerita mengenai sejarahnya pengembangan pesawat terbang. Dia mengaku sudah mulai mengembangkan pesawat semasa kuliah di Jerman. Habibie mengaku pernah menjadi direktur teknologi di perusahaan Airbus.

Pesawat pertama yang dibuat Habibie adalah Airbus. "Pesawat terbang yang pernah dibuat yang dikenali di internet adalah Airbus, di mana saya kerja dulu. Saya dulu pernah direktur di situ untuk teknologi," katanya di Jakarta, Kamis (26/9) malam.

Ketika sedang mengembangkan Airbus 300 di Jerman, Habibie diminta pulang ke Indonesia untuk mengembangkan industri strategis dalam negeri. Setelah itulah, Habibie langsung mengembangkan N 250

"Dalam keadaan demikian saya disuruh pulang. Kalau bukan anda yang tidak membangun Indonesia terus siapa. Pesawat pertama dikenal di internet dulu itu Air Bus A300, N 250 kemudian baru Boeing 777," katanya.

Namun demikian, nasib Airbus, Boeing dan N 250 sedikit berbeda. N 250 tidak bisa berkembang seperti Boeing dan Airbus.

Bikin N 250 dengan 20 Orang

Sesampainya di Indonesia, Habibie mulai mengembangkan industri penerbangan nasional dengan membuat pesawat N 250 yang dikerjakan hanya 20 orang. Namun harapan untuk memajukan industri strategis ini kandas ketika Habibie diangkat menjadi Wakil Presiden.

"Saya ditugaskan membuat industri strategis. Tapi waktu saya diangkat menjadi wakil presiden saya meletakkan itu semua. Saya akhirnya punya 48.000 karyawan dan USD 10 miliar aset industri saya itu membuat pesawat N-250," ujar Habibie.

Industri Penerbangan Bubar

Habibie menuturkan, ketika mengembangkan industri strategis, dia mempunyai banyak karyawan putra putri Indonesia. Namun setelah Habibie lengser, industri strategis justru gulung tikar.

"Putra putra terbaik telah memiliki apa yang dia miliki. Jangan di korek-korek. Yang lain up to you, tapi jangan yang itu. Tiba-tiba itu dibubarkan. Anak anak yang saya pimpin suruh cari pekerjaan lain di luar," katanya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nasib Bakal Berubah Itu Nyata, Wawan Dulu Diremehkan Kini Jadi Tempat Masyarakat Bergantung Hidup

Nasib Bakal Berubah Itu Nyata, Wawan Dulu Diremehkan Kini Jadi Tempat Masyarakat Bergantung Hidup

Saat ini Wawan memiliki usaha produksi peralatan keamanan lintasan kereta api.

Baca Selengkapnya
Wamenaker Tekankan Pentingnya Hubungan Industrial yang Berlandaskan Pancasila

Wamenaker Tekankan Pentingnya Hubungan Industrial yang Berlandaskan Pancasila

Wamenaker Hubungan industrial yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila efektif dalam menanggulangi gejolak di sektor industri.

Baca Selengkapnya
Mantan Tukang Ojek 'Melompat Tinggi', Bisnis Tanaman Hias Makin Besar dari Modal BRI

Mantan Tukang Ojek 'Melompat Tinggi', Bisnis Tanaman Hias Makin Besar dari Modal BRI

Abidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat, Ini Dilakukan Proyek Strategis Nasional IWIP di Kawasan Industri

Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat, Ini Dilakukan Proyek Strategis Nasional IWIP di Kawasan Industri

Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat, Ini Dilakukan Proyek Strategis Nasional IWIP di Kawasan Industri

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
Ingat, Perusahaan Tak Bayar THR Karyawan 7 Hari Sebelum Lebaran Bakal Kena Denda

Ingat, Perusahaan Tak Bayar THR Karyawan 7 Hari Sebelum Lebaran Bakal Kena Denda

Denda 5 persen ini tentunya akan diberikan kepada pekerja yang belum mendapatkan THR dari waktu yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya