Mengenal lahirnya bank perkreditan rakyat pertama di Indonesia
Merdeka.com - Keberadaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki sejarah panjang dalam perkembangan bank di Indonesia. Bank yang diyakini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia ini, memiliki kisah humanis yang menyentuh di awal pendiriannya.
Cerita pendirian Bank Rakyat Indonesia diawali dari keresahan seorang patih di Wilayah Banyumas, Raden bei Aria Wirjaatmadja di tahun 1894. Kala itu, Wirjaatmadja menyambangi pesta khitan seorang guru yang diselenggarakan besar-besaran.
"Dari situ, Aria Wirjaatmadja heran karena seorang guru bisa menyelenggarakan pesta besar-besaran dan meriah, padahal gaji guru saat itu tidak cukup membiayai pesta tersebut," jelas petugas Museum BRI Purwokerto, Errysa Bhaktiardhi Charisna, akhir pekan lalu.
Usai pesta khitan selesai, Wirjaatmadja mengetahui dana yang digunakan guru tersebut berasal dari utangan kepada seorang dengan bunga yang sangat tinggi. Persoalan tersebut, menurut Wijaatmadja, tidak hanya menjerat satu guru saja, tetapi juga banyak pegawai negeri lainnya di masa itu.
Wirjaatmadja kala itu sudah dikenal sebagai ahli keuangan. Dia bahkan mendapat kepercayaan mengelola uang kas masjid yang saat itu sudah mencapai 4.000 gulden. Atas izin atasannya, E Sieburgh, Wirjaatmadja kemudian memperluas penggunaannya untuk pinjaman kepada pegawai negeri, petani dan tukang yang terjerat utang.
Pada tahun yang sama, Wirjaatmadja kemudian membentuk lembaga yang diberi nama De Poerwokertoshce Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofden yang dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pribumi Purwokerto. Setelah terbentuknya lembaga inilah, kemudian mulai nampak bentuk bank perkreditan rakyat yang diinisiasi pribumi Indonesia.
Meski begitu, atasan Wirjaatmadja kemudian meminta agar penggunaan kas masjid kembali digunakan untuk kepentingan masjid saja. Namun, karena melihat kesungguhan Wirjaatmadja untuk menolong sesamanya, Sieburgh mengeluarkan surat edaran untuk mengumpulkan dana penolong yang dalam waktu singkat terkumpul lebih dari 4.000 gulden.
Uang tersebut, selain digunakan untuk pengembalian dana kas masjid, juga digunakan kembali untuk melanjutkan niat Wirjaatmadja untuk meneruskan bank rintisannya. Dengan modal tersebut, akhirnya Wirjaatmadja membuat lembaga bank perkreditan rakyat yang resmi dimulai pada 16 Desember 1895 dengan nama Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Bestuures Ambtenaren yang dikenal sebagai bank bantuan dan simpanan milik pegawai pangreh praja berkebangsaan pribumi.
"Sejak saat itu, bank yang dibuat Raden Aria Wirjaatmadja ini menjadi cikal bakal Bank Rakyat Indonesia dan tanggal 16 Desember 1895 menjadi hari lahir BRI. Selain itu, Wirjaatmadja kemudian juga dikenal sebagai 'Bapak Perkreditan Rakyat'," lanjut Errysa.
Dalam perkembangan selanjutnya, Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Bestuures Ambtenaren terus mengalami perubahan yang cukup signifikan. Setelah pergantian Asisten Residen Banyumas E Sieburgh kepada WPD de Wolff Van Westerrode di tahun 1897, sempat terjadi reorganisasi.
De Wolffe menerapkan pengetahuannya tentang pengelolaan bank-bank petani di Jerman, Raiffesien Bank, dalam kelembagaan Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Bestuures Ambtenaren yang diikuti dengan perubahan nama menjadi Poerwokertosche Hulp Spaar En Landbouw Credietbank atau Bank bantuan simpanan dan kredit usaha tani Purwokerto yang diproyeksikan menjadi sentral bank-bank koperasi di pedesaan.
Setelah reorganisasi tersebut, minat pegawai pemerintah Belanda dan pribumi sangat tinggi, bahkan juga kalangan swasta. Tak heran jika kemudian di tahun 1898, Poerwokertosche Hulp Spaar En Landbouw Credietbank dikenal sebagai Volksbank atau bank rakyat.
Keberhasilan pada masa setelah reorganisasi ini, jelas Errysa, berdampak pada pertumbuhan bank serupa di daerah lain yang diprakarsai asisten residen atau bupati di kota lain.
"Muncul kemudian bank-bank sejenis yang didirikan di beberapa kota di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi," jelas dia.
Pada tahun tersebut berdiri bank serupa di Purworejo, Garut, Manado dan Bank Angku di Sumatera Barat. Setahun kemudian berdiri bank serupa di tujuh kota yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, berkembang pada tahun 1901 bertambah enam kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan akhirnya terus membesar.
Perkembangan tersebut, kemudian diikuti dengan pendirian bank-bank desa dan pembentukan lumbung desa, yang kemudian menjadi cikal bakal Badan Kredit Desa.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.
Baca SelengkapnyaBRI Salurkan Bantuan Sembako Warga Terdampak Banjir di Muratara
Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan bantuan tanggap darurat Peduli Bencana banjir di Muratara.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BRI Permudah Nasabah untuk Membuka Rekening di Luar Negeri, Begini Caranya!
Berikan kemudahan, nasabah BRI kini sudah bisa buka rekening di luar negeri.
Baca SelengkapnyaBank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaNekat Tinggalkan Jabatan Mentereng di Bank, Pria Tulungagung Ini Pilih Buka Bisnis Cukur Rambut
Sesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnya7 Bank BPR Bangkrut Setiap Tahun, OJK Akhirnya Keluarkan Kebijakan Begini
OJK melarang individu atau perseorangan untuk memiliki lebih dari satu BPR. Aturan ini bagian dari tata kelola bisnis BPR.
Baca Selengkapnya