Mendag pastikan tak ada daging celeng beredar di Pasar Klender
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menemani lawatan Menko Perekonomian Chairul Tanjung ke Pasar Klender, Jakarta Timur, hari ini, Senin (21/7). Dalam kegiatan pantauan harga menjelang Lebaran itu, mendag memastikan tak ada daging babi hutan alias celeng beredar di pasar tersebut.
Ditemukannya peredaran daging celeng meresahkan masyarakat dua bulan terakhir. Apalagi awam sulit membedakan daging yang haram bagi umat muslim ini dengan daging sapi.
"Tapi ini tadi enggak ada. Ini saya lihat karkas sapi semua. Kalau celeng itu kecil-kecil," kata Lutfi di sela-sela lawatan.
Peredaran daging celeng terbukti nyata dalam sidak di Pasar Tangerang pekan lalu. Dua pedagang digelandang ke kantor polisi lantaran nekat mengoplos daging sapi dengan daging haram itu di lapaknya.
Pekan lalu pemerintah mengaku telah membuat sampling daging di 70 lokasi di wilayah di Jabodetabek. Dari 70 lokasi, pihaknya mencurigai ada 15 lokasi peredaran daging celeng oplosan.
"Contoh daging itu kemudian diuji di laboratorium. Daging yang diuji hanya seberat 500 gram. Dari pendalaman itu, kami menguji contoh daging sapi dari lima belas tempat. Dari lima belas itu, ternyata ada satu yang terbukti bukan daging sapi," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.
Selain memantau keaslian daging sapi, kepada para pedagang yang dia temui di Klender, mendag Lutfi berharap harga jual ditahan agar tak melonjak terlalu tinggi mendekati perayaan Idul Fitri. Kalau memungkinkan, sebaiknya harga bisa mendekati Rp 90.000 per kilo, dengan alasan keran impor sapi hidup telah dibuka lebar sejak enam bulan lalu.
"Bapak jaga ya harganya. Saya sama Pak Menko (Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung) mengucapkan terima kasih," kata Lutfi ke salah satu pedagang daging bernama Rukyat.
Dari target harga jual Rp 90.000 per kilogram, daging sapi di pasar Klender rata-rata dijual lebih mahal Rp 5.000 per kilogram.
Menko menjelaskan, dari hasil pembicaraan dengan para pedagang, kenaikan harga ini akan terus terjadi sampai H-2 Idul Fitri.
"Akibat sapi yang dipotong lebih banyak, namun demand juga banyak. Inilah yang menyebabkan harga daging sapi ada kenaikan sedikit sampai Rp 95.000 per kilogram," kata Chairul Tanjung.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang Pasar Senen mengaku merasa bingung untuk harga daging kerap melonjak setiap bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaHarga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaMenurut Airlangga, berdasarkan hasil pemantauan secara mingguan, daging ayam ras saat ini Rp38.150 per Kg atau naik 0,32 persen.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya