Mendag Agus soal Defisit Neraca Dagang RI: Secara Keseluruhan Lebih Bagus
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menilai defisit neraca perdagangan Indonesia Januari 2020 sebesar USD 864 juta cukup baik di tengah kondisi eksternal terjadi saat ini. Angka ini pun lebih bagus jika dibandingkan posisi defisit pada Januari 2019 sebesar USD 1,06 miliar.
"(Defisit neraca dagang) Yang ini overall lebih bagus dari tahun lalu, itu saja," kata dia ditemui di Jakarta, Senin (17/2).
Agus menyadari, tidak mudah membuat neraca dagang Indonesia setiap bulannya surplus. Apalagi, baru-baru ini mewabahnya virus corona asal China mengancam negara-negara berkembang tak terkecuali Indonesia.
"Ini kan ada situasi virus corona ya. Kita akan adjust kan. Ya memang ada dampaklah dengan situasi virus ini. Ekspor impor ini kita memang agak sedikit perlambatan," jelas dia.
Dia menambahkan untuk mencegah terjadinya defisit pemerintah akan merumuskan kebijakan kembali. Paling tidak dalam beberapa waktu ke depan pihaknya akan melihat situasi dan kondisi eksternal lebih dulu.
"Nanti kita lihat 1 bulan ke depan ya. Apa yang harus kita ambil langkah yang terbaik. Kita bicara situasinya dulu. Karena ini ekspor kita ada perlambatan karena Tiongkok ini memang sangat berpengaruh sekali terhadap neraca kita juga," sebutnya.
Neraca Perdagangan Defisit USD 864 Juta
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar USD 864 juta. Defisit ini turun tipis dibandingkan dengan posisi Januari 2019 yang tercatat sebesar USD 1,06 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto, menyatakan nilai laju ekspor pada Januari 2020 tidak seimbang dibandingkan nilai impornya. Hal ini membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit.
Di mana nilai ekspor sebesar USD 13,41 miliar atau turun 7,16 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan, impor tercatat sebesar USD 14,28 miliar atau turun 1,60 persen dari Desember 2019
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaSekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnya